Kirim Berita Anda Melalui E_mail Kami

ipmadokorwilsesal@gmail.com

Tengoklah Ke Belakang Sebelum Melangkah

Kamis, Juni 11, 2009

Kata orang pengalaman adalah guru yang sangat baik, itu benar. coba kita lihat banyak orang disekitar kita yang memmunyai pengalaman masa lampau dan itu dijadikan sebagai acuan untuk mencapai hidup yang diinginkannya. Belajarlah dari pengalaman, mungkin kita pernah mendengarkan hal tersebut dan itu membuat kita berfikir akan hal tersebut ya atau tidak. Guru yang baik adalah Pengalaman yang mengajarkan kita menjadi lebih baik lagi dan terus berupaya membangun hal menjadi lebih sempurna ya walaupun kesempurnaan itu tidak bisa kita miliki. Mengetahui hal yang sangat berguna dan membuat itulah hubungan antara pengalaman dengan belajar. Pengalaman mengajarkan untuk menjadi lebih baik.

Kenapa kita harus belajar dari pengalaman? jawabannya adalah karena pengalaman merupakan guru yang sangat baik untuk kita. Guru itu bukan hanya berupa sesosok yang nyata tapi juga bisa berupa guru yang tidak nampak tapi bisa kita rasakan keberadaannya. Apa hubungannya jika kita mau mengetahui hal yang baik dari hal tersebut, lalu bagaimana belajar dari pengalaman? Belajar dari pengalaman seperti yang telah disampaikan kita harus jeli melihat hal sekalipun hal tersebut sangat kecil tapi yang terpenting kita harus bisa mengambil manfaat dan selalu bermanfaat.


Dalam perjalanan perjalanan hidup ini, kita mungkin kerap kali melihat kesalahan orang lain dibanding dengan bercermin pada diri kita sendiri. Kuman diseberang lautan tampak sementara gajak dipelupuk mata tak tampak. Begitulah sifat yang barangkali masih kita miliki. Kita, begitu jelas melihat kesalahan orang lain. Dan, godaan terbesar kita adalah menyebarkan kesalahan itu kepada orang lainnya.
Inilah godaan yang sering membuat kita lalai. Kita begitu asik membicarakan kesalahan orang lain, borok-borok orang lain. Padahal, kita yakin sepenuhnya membuka aib itu sama halnya memakan bangkai saudara sendiri. Ketika kita menyadarinya dengan kadar iman yang ada, tentu tak mau melakukannya. Namun, kadang dominasi bisikan setan lebih besar dari kadar keimanan kita.

Jujur, saya agak berat untuk membicarakan persoalan ini. Karena, sepanjang pengingatan. Ternyata, saya juga masih saja sering spontan membicarakan keburukan orang. Kadang, malah melontarkan secara jelas siapa orangnya, sosok yang melakukan kesalahan itu. Hanya, kemudian yang terbesit dalam hati, semoga saja, setelah goresan ini dipostingkan, akan menjadi pengingat agar kita lebih berhati-hati ketika berbicara.

Adakalanya kesalahan itu kita perbuat tanpa kesadaran dan jauh dari akal sehat kita sedangkan kita harus bisa belajar dari kesalahan yang pernah kita perbuat. Janganlah meremehkan kesalahan yang kecil maupun besar akan tetapi kesalahan yang besar ada karena kesalahan yang kecil ditumpuk-tumpuk sehinggan menjadi besar seperti Bola Salju kurang lebihnya. Kita sebagai mahluk yang diberikan akal dan fikiran sungguh tidak layak jika perbuatan kita sama seperti Binatang yang tidak mengetahui mana yang salah dan mana yang benar oleh karena itulah kita harus berupaya melakukan hal yang terbaik untuk mencapai hal yang baik pula. Belajar itu tidak hanya dari satu atau dua hal tapi bisa belajar dari banyak hal tergantung bagaimana kita mau dan mengidentifikasikan hal tersebut menjadi baik untuk kita. Bagaimana kita belajar dari kesalahan? Jawabannya adalah mengidentifikasikan dan juga mencari hal yang baik dan bermanfaat dari kesalahan yang kita perbuat sehingga tidak mengulanginya. Temukan hal positif dari setiap kesalahan yang kita perbuat dan jugu berupaya menanamkan kaidah atau manfaat yang senantiasa bermanfaat khususnya untuk kita sendiri.

Belajar dari kesalahan dan pengalaman merupakan hal yang positif untuk diri kita mencapai hal yang baik pula sehingga kita bisa mengetahui apa-apa yang kita bisa ambil dan pelajari dari kesalahan dan pengalaman yang memberikan kita sesuatu hal yang tak ternilai harganya. Sungguh indah bukan?. Kita bisa memetik hikmah dari kesalahan orang lain untuk menjadi pembelajaran bagi diri kita. Bukan justru mengumbarnya sehingga melupakan momentum bahwa sebenarnya kesalahan itu justru membuat pengingat diri kita untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Namun, mari kita belajar dan berupaya menjadikan kita sebagai orang yang berguna dangen belajar dari kesalahan dan pengalaman untuk memperkaya kita dan juga sebagai modal kita untuk terus mewujudkan kita menjadi seorang yang penuh makna. Yang terpenting juga jangan takut untuk melakukan kesalahan tapi yang perlu kita takuti adalah tidak bisa memperbaiki dari kesalahan yang diperbuat dan mampu dupertanggung jawabkan. Berani karena benar takut karena salah itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup kita ini. ***Semoga*** [Egeidaby]

0 komentar:

Posting Komentar

Pesan Anda

 
 
 

Pengikut

Daftar Isi