Kirim Berita Anda Melalui E_mail Kami

ipmadokorwilsesal@gmail.com

Dasar- Dasar Pemikiran Pengembangan Daerah Dogiyai

Jumat, Desember 17, 2010


Oleh; Yosias Tebai

Pengembangan daerah sangat tidak mudah, menampung dasar-dasar pemikiran positif maupun negatif untuk membangun daerah itu sendiri. Pada awalnya Pemerintah sama sekali belum mengenal Lembah Hijau Moanemani,(LEHIM) masyarakat pun belum mengenal Pemerintah. Pada saat itu masyarakat LEHIM hidup diba...wah garis kemiskinan tanpa se-pengetahuan apapun.

Hidup mereka selalu menghadapi keadaan lingkungan, tetapi itu pun se-batas pemikiran/wawasan saja, sebab ilmu-ilmu dasar yang mereka miliki sebagai memon dasar hidupnya. Hal ini terlihat bahwa masyarakat zaman kuno dan masyarakat kini tidak relevan, sebab dasar hidup mereka bertahan dan tidak ditiadakan perintah-perintah, larangan, norma-norma agama maupun budaya di pengang sampai kini.

Adapun juga masyarakat berjiwa besar dengan bersosial untuk menghadapi berbagai permasalahan, baik itu intern, ekstern, lingkungan, daerah, maupun kelompok selalu bahu membahu sampai puncaknya. Hal-hal diatas ini mereka lakukan secara serius tanpa dendam,agar mencapai untuk mengutamakan berinteraksi demi kelancaran hidup mereka. Kata “Interaksi” gampang disebut, tetapi sulit memaknai, karena zaman dahulu sangat rumit pengembangan daerah yang berbeda-beda,dasar pemikiran pun beda.

Kira-kira tahun 1920-an Pemerintah Belanda masuk ke daerah penggunungan lewat kali Yawei, mereka menampung Enagotadi, sekarang Kabupaten Enarotali. Daerah penggunungan Papua di kuasai oleh orang-orang Barat untuk mengubah hidup orang Papua penggunungan khususnya dan Papua pada umumnya. Setelah mengambil posisinya mereka melakukan sesuai dengan apa yang di pikirkan, sebab mereka masuk Paniai bukan mengambil harta kekayaan Papua atau membunuh masyarakat, tetapi mereka membawa kabar gembira bagi masyarakat disana. Mereka melihat masyarakat sangat di sayangkan karena pakaian mereka memakai koteka dan mogee, koteka ini dipakai oleh pria sedangkan mogee dipakai wanita. Beberapa bulan kemudian mereka berkunjung kampung ke kampung untuk memahami keadaan disana,

Usailah kunjungannya,,mereka melakukan dan membagi pengetahuan tentang Nasehat-nasehat ”Allah”. Kabar gembira ini melebar luas ke daerah-daerah, dusun-dusun sampai masyarakat memahami isi Nasehat itu. Mereka juga tidak berdiam diri, di samping itu juga membuka sekolah Alkitab seperti STA,STP dan SPL. Sedangkan sekolah yayasan adalah SD YPPK,SD YPPGI, SMP YPPK,SMP YPPGI. Inilah karya-karya Negara Belanda terhadap masyarakat Papua khususnya Kabupaten Dogiyai pada umumnya Propinsi Papua, maka masyarakat disana mereka disebut-sebut Negara Belanda sebagai Juru Kunci.

Dasar Pemikiran Daerah Lembah Hijau Moanemani

Sebelumnya kami sudah bicarakan tentang pengembangan daerah LEHIM, bahwa daerah itu tidak bisa mengambil posisi untuk menempati Pemerintah, sebab dia berbentuk wajan/kuali masak di dapur. Georafis pun tidak mendukung karena daerah ini rawan dengan ber-rawa yang tidak di ukur oleh meteran. Pada zaman dahulu mereka menggunakan perahu untuk berkunjungi kampung yang satu ke kampung lain, sebab rawa itu mengguasai rata-rata setiap daerah. Saat Belanda masuk ke LEHIM tidaklah ragu-ragu dan menerobos masuk ke wilayah untuk memberikan kabar gembira yang mereka bawah itu. Tujuan kedatangan mereka membenahi daerah-daerah tertinggal. Kedatangan mereka tidaklah sia-sia sebab hasil usaha mereka puji Tuhan bisa berpikir secara rasional dan nasional oleh anak-anak Dogiyai.

Dasar-dasar pemikiran oleh Negara Belanda ini sebagai momen bagi anak-anak Dogiyai untuk mengikuti jejak mereka dan kita pun menerobos gunung Dogiyai demi daerah. Kini saatnya melakukan aksi mengembangkan ilmu-ilmu dasar yang ada di daerah maupun ide-ide luar daerah demi Lembah Hijau Moanemani. Dasar pemikiran positif maupun negative mempunyai penafsiran dalam hal membenahi segala problem-problem untuk oleh masyarakat, pelajar, swasta, maupun bidang-bidang lainnya. Hal-hal ini diklasifikasi setelah datangnya pemekaran Kecamatan/Distri Kamuu ibu kotanya Moanemani.

Dasar Pemikiran Kecamatan/Distrik

Melihat perkembagan daerah lain masyarakat lembah hijau Maoanemani mengambil keputusan untuk pemekaran Kecamatan/Distrik baru agar dapat mengubah wilayah mereka. Beberapa tokoh masyarakat mengambil ali untuk meminta pemekaran sebagai kecamatan Kamuu ibu kota Moanemani sebagai dasar pemikiran oleh masyarakat itu sendiri. Tujuan pemekaran Kecamatan/Distrik ini adalah mengenali wajah-wajah kecantikan wilayah Lembah Hijau Moanemani intinya dasar pemikiran oleh tokoh masyarakat tersebut.

Setelah datangnya pemekaran itu, wajah mereka cerah dan ceriah menyambut ESKA Gubernur dengan sekaligus menggunakan pakian adat,tari-tarian bagi warga masyarakat setempat. Hal ini artinya besar bagi generasi kini, dan akan dating, sebab daerah LEHIM adalah suatu daerah yang sngat menkagumkan oleh warga masyarakat berpakaian koteka,mogee. Dengan adanya pemekaran Kecamatan/Distrik masyarakat LEHIM lebih mengenal dan wawasan pun meluas, karena dari luar daerah/luar pulau Papua datang berdagang Kecamatan/Distrik tersebut. Tibalah saatnya Camat/Kepala Distrik mengumpulkan masyarakat dari Timur, Barat, Utara, Selatan dan Tengah untuk di bagi wilayah, seperti wilayah I (satu) diposkan Mauwa, wilayah ke II (ke dua) diposkan Idakebo, wilayah ke III (ke tiga) diposkan Ugapuga, wilayah ke IV (keempat) diposkan Puweta, dan wilayah ke V (kelima) diposkan Dogimani.

Usailah pembagian wilayah Camat/Kepala Distrik mengambil keputusan sekaligus memberikan nama Desa/Dusun. Jadilah terbentuk pengembagan wilayah. Wilayah-wilayah tersebut makin meningkat melalui karya-karya Kepala Desa/Kepal Dusun itu. Setelah melihat pengembangan daerah, Camat/kepala/Distrik membenahi dan memilih daerah-daerah tertentu untuk menambah Desa/Dusun. Inilah riwayat pengembangan Dasar pemikiran oleh Camat/Kepal Distrik LEHIM. Setiap elemen-elemen melihat daerah itu berbeda dan makin maju, maka camat menambah pemekaran Kecamatan/Distrik beberapa wilayah lagi, seperti Kamuu Utara ibukota Idakebo, Kamuu selatan ibukota Puweta, kamuu Timur ibukota Ugapuga, Kamuu Barat ibukota Dogiyai, sedangkan Kamuu tengah ibukota Moanemani. Keindahan daerah sangat komelsial bagi berbagai elemen yang kami sudah sebut di atas maka mereka tersolusi dan memintah pemekaran Kabupaten, yaitu Kabupaten Dogiyai. Dasar pemikiran ini datangnya dari momen yang terjadi pada pertama kali orang Baratmasuk di Lembah Hijau Moanemani (LEHIM). Dasar pemikiran ini tidaklah sia-sia oleh camat Moanemani akhirnya terwujud sesuai programnya.

Dasar Pemikiran Kabupaten Dogiyai

Setelah pengembangan daerah itu meningkat Natalis Degei,S.Sos dam Drs. Paul Bobi bersiap diri dan mengumpulkan beberapa dasar pemikiran demi daerah Lembah Kamuu Moanemani. Pada saat itu Natalis Degei,S.Sos menjabat sebagai Kabag Keuangan Daerah Kabupaten Nabire. Ide-ide yang beliau dipikirkan sangat mencekam menyusuk hati beliau. Nah…..!! dasar pemikiran itu sebagai sebuah bahan pertimbagan bagi beliau dan Drs. Paul Bobi akhirnya menerobos gunung Kobuge sebagai saksi pada saat menampung ide-ide itu.

Beberapa Camat yang kami sudah sebut diatas mendatangi ke rumahnya Drs. Paul Bobi dan Natalis Degei,S.Sos Jl.Pipit Kaliharapan, Nabire, Papua untuk mengumpulkan semua pendapatnya. Tujuan dan maksud beberapa camat menemui Drs.Paul Bobi dan Natalis Degei,S.Sos untuk menuntut solusi yang terbaik terhadap wilayah Lembah Hijau Moanemani. Kedua beliau tidak jawab secara serius terhadap beberapa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh beberapa camat yang menemuinya, sebab pada saat itu sangat rahasia bagi kedua beliau. Setelah terobosnya pemekaran Kabupaten Dogiyai masyarakat menyambut secara serius dengan meriah menggunakan koteka mogee di bandara Moanemani. Pada saat itu fakta yang ada di lapangan secara visual sangat meriah sambil air mata berlinan di pipi oleh masyarakat taka pa-apa. Hal ini terlihat berbagai momen-momen yang sebelumnya kami sudah menguraikan satu per satu, maka tersolusilah air mata masyarakat Kabupaten dogiyai. Kabupaten Dogiyai adalah salah satu Kabupaten yang kait-mengkait dengan dasar-dasar pemikiran, baik tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh budayawan,dan tokoh-tokoh agama maka kami simpulkan bahwa sangat kembali ke momen-momen yang ada dan sekaligus melihat air mata masyarakat pribumi. Intinya dari pada motto Kabupaten Dogiyai adalah “Dogiyai Dou Enaa”, artinya Dogiyai Indah dan Cerah. Mempersatukan barisanmu sesuai dengan motto anda……………….buktikan sesuai motto mu……....Jujur diatas Tanah.
Mahasiswa Jurusan Komunikasi Universitas Dr. Soetomo Surabaya

0 komentar:

Posting Komentar

Pesan Anda

 
 
 

Pengikut

Daftar Isi