Kirim Berita Anda Melalui E_mail Kami

ipmadokorwilsesal@gmail.com

ELIT POLITIK MENODAI SUARA HATI RAKYAT DOGIYAI DALAM POLITIK

Minggu, Januari 09, 2011


Oleh: Benediktus Gooubo Goo


“Suara yang dimiliki oleh setiap orang adalah nafas seseorang, Nafas itu hembusan dari ALLAH sendiri,hembusan itulah yang menjadi suara, maka suara manusia adalah Suara Tuhan”.

Pengantar

Penulis bukan seorang politikus tetapi penulis seorang mahasiswa calon Guru yang tidak suka masalah Politik baik dalam masalah Partai, masalah Pemilihan Legislatif dan Esekutif serta menjadi pengekor bagi kandidat tertentu; namun, penulis adalah Aktivis Pro Demokrasi yang selalu berburu Keadilan, Kebenaran dan kejujuran di Tanah Papua.

Penulis tergerak hati untuk menulis masalah suara rakyat ini merupakan bentuk kegelisaan dan kekecewaan yang terus bertumbuh dibenak penulis dimana penulis melihat realita kehidupan ditanah Papua pada umumnya dan pada khususnya di Kabupaten Dogiyai dibelakangan ini banyak elite elit politik baik itu seorang kandidat Gubernur, Wlikota, Bupati, calon dewan, orang Partai, Pendukung Kandidat dan elite elit politik lain yang terus memaksakan masyarakat Papua untuk mendukung kandidat tertentu.

Bentuk pemaksaan suara rakyat oleh elite politik dimana penuliis sendiri rasakan, dengar dan baca; bentuk pemaksaan suara rakyat ini terlihat melalui kata kata yang dilontarkan oleh elit politik, tulisan atau artikel keberpihakan seseorang atau kelompok yang dimuat dalam surat kabar local, website, Facebook , blog, via SMS, dll. Bentuk pemaksaan suara rakyat seperti ini telah melanggar nilai nilai demokrasi dan etika berpolitik sehat sehingga melalui tulisan kecil ini penulis mencoba memberikan pemahaman kepada elit politik dan masyarakat tentang suara Rakyat dalam hal hak untuk memilih seseorang figur sesuai dengan suara hati masing masing.

Suara Rakyat

Di Kabupaten Dogiyai, belakangan ini isu Politik sedang memanas dikalangan elit politik. Isu politik yang semakin meningkat dan memanas di Dogiyai membuat arah dan pandangan pikir masyarakat dan mahasiswa pun mengarah kepada Dunia politik sehingga seolah olah tak ada masalah dibidang bidang lain.

Realitras yang sedang terjadi di kabupaten Dogiyai dalam persaingan politik tidak sehat yang mana masing masing orang melakukan Analitical Class secara Personal maupun kelompok artinya sedang melakukan analisa kelas yang dapat penulis diklarifikasikan dalam beberapa kelompok seperti Anak Muda, Orang Tua yang Asli Dogiyai, Orang Tua yang bukan Asli Dogiyai dan fanatic Agama. Berikut ini akan diuraikan sesuaikan analytical class berdasarkan fakta fakkta yang sedang terjadi di Dogiyai yaitu:

1. Kandidat Orang Tua Asli Dogiyai

Dalam Pemilukada nanti ada beberapa orang tua asli Dogiyai akan bertarung gigi dalam pesta Demokrasi yang akan berlansung bulan april 2011 nanti. Kandidat Orang tua asli Dogiyai yang tidak sempat sebut nama dalam tulisan ini, telah melakukan upaya upaya yang sudah dan sedang dilakukan oleh kandidat maupun pendukungnya (Tim sukses) demi meloloskan kepentingan pribadi dalam pesta demokrasi tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan oleh kandidat dan pendukungnya yaitu mereka menihir dan mengatur kata kata untuk menyakinkan masyarakat. Kata katanya seperti Kandidat bukan Orang Asli Dogiyai jangan kasih suara, anak mudah belum tahu apa apa tentang birokrasi pemerintahan, anak mudah harus sekolah dulu, dll.

1. Kandidat Orang Tua Bukan Asli Dogiyai

Dalam Pemiluikada Dogiyai demi mencari popularitas nama seseorang tidak hanya masyarakat asli Dogiyai yang mencalonkan diri menjadi calon bupati tetapi terlihat orang dari luar daerah Dogiyai berramai ramai maju dan mencalonkan diri sebagai calon bupati Dogiyai. Kandidat yang datang dari luar daerah Dogiyai dengan kekuatan modal dana yang menghamburkan uang kepada masyarakat sambil membujuk kepada masyarakat Dogiyai dengan kata kata seperti: orang yang punya modal uang akan membangun suatu daerah dan menjamin masyarakat, anak mudah masih belum umur mereka harus kuliah dulu, isu politik tidak memandang tapal batas suatu daerah, dll.

1. Kandidat Anak Muda Asli Dogiyai

Persaingan dalam Pemilukada Dogiyai tidak hanya antara orang tua dengan orang tua tetapi Pemuda juga sudah bangkit dan memberanikkan diri dalam pertarungan gigi dalam pesta demokrasi Dogiyai yang mampu akan bersaing dengan orang tua yang punya modal. Pemuda sudah bangkit dan memberikan diri untuk maju dalam calon bupati Dogiyai dengan berbagi alasan, alasan yang mereka angkat seperti orang tua sudah tidak mampu memberdayakan masyarakat asli, koruptor, tidak pernah mengangkat pegawai bagi anak anak Dogiyai Asli, dll.

1. Kandidat Fanatik Agama

Ada juga beberapa kandidat yang maju sebagai calon Bupati dengan memperalat gereja sebagai sebuah jembatan yang menghantarkan mereka kedalam Pemilukada dogiyai. Kata kata yang mereka keluarkan dalam gereja maupun diluar gereja seperti kita akan buka Gereja Kingmi banyak atau Katolik banyak, kita akan buka sekolah YPPGI banyak atau YPPK banyak, dll.

Keempat analytical class diatas ini, melukiskan bahwa mereka mengangkat ego pribadi masing masing dan kelemahan kelemahan seseorang untuk saling menjatuhkan wibawa antara satu sama lain demi meloloskan kepentingan pribadi. Mereka saling mengangkat kelemahan antara satu sama lain dengan tujuan menarik suara rakyat secara paksa kepada pihak tertentu.

Analisa penulis untuk kandidat berdasarkan kelemahan yang mereka saling mengangkat ini akan berpengaruh kepada tiga bidang yaitu sosial, budaya dan religi. Sosial, karena mereka saling mmengangkat kelemahan antara kandidat sendiri maka masyarakat akan mengucilkan, mennyinkirkan, menyendirikan seorang kandidat itu sendiri. Budaya, jika kelemahan dari kandidat itu masyarakat sudah tahu maka masyarakat akan prinsip pada filosofi masyarakat Mee yaitu Kepercayaan hanya sekali datang jadi selanjutnya kepercayaan masyarakat terhadap kandidat akan tidak ada. Religi, sekalipun kandidat merasa kecewa, malu, stress ketika orang lain menceritakan kelemahannya tetapi pandangan religi itu baik dan seharusnya kandidat harus senang hati karena orang lain cerita kelemahan maka orang lain cerita Dosa kandidat sehingga Dosa dihapus.

Kendati, berdasarkan kelemahan kelemahan yang saling mengangkat antara kandidat maupun pendukungnya mulai memaksakan suara Tuhan yang ada dibenak pribadi manusia.

Namun demikian, suara rakyat bukan suara yang diciptakan oleh manusia yang saling meminjamkan antara satu sama lain melainkan suara rakyat atau manusia ini Nafas dari Tuhan Allah sendiri yang menitipkankan kepada manusia. Oleh karena itu, jangan sekelompok orang memaksakan masyarakat untuk memberikan suara secara paksa kepada orang tertentu tetapi bebaskanlah rakyat untuk memilih kandidat sesuai dengan Hati Nurani rakyat, biarkan masyarakat berikan suara yang murni tanpa ada paksaan karena masyarakat sendiri punya DIMI untuk menilai setiap kandidat sesuai pengalaman hidupnya. Dan juga melalui tulisan ini dihimbau kepada seluruh masyarakat dan mahasiswa Dogiyai mari kita memposisikan diri kita pada posisi netral, adil, jujur dan benar sehingga kita tidak terpancing dengan gula gula politik atau bahasa bahasa manis yang dikeluarkan oleh elit politik Dogiyai agar kita dapat memberikan suara kita sesuai dengan hati nurani kita, suara suci, murnii tanpa ada paksaan kkepada orang yang kita percaya.

Jayapura, 03 Januari 2011

Penulis adalah Mahasiswa Universitas Cendrawasih, Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan. Di Jayapura.

0 komentar:

Posting Komentar

Pesan Anda

 
 
 

Pengikut

Daftar Isi