Kirim Berita Anda Melalui E_mail Kami

ipmadokorwilsesal@gmail.com

Teknologi Vs Kehidupan Tradisional

Kamis, Juli 22, 2010


Oleh : Jhon B. Dimi

Kebiasaan Masa Lalu dan Kini [Kilas Balik]

Perkembangan zaman [teknologi] yang kian cepat, membuat manusia lebih mengenal era dunia baru dengan cepat pula, ketika manusia memulai kehidupan dengan perkembangan yang serba ada, apapun yang sebelumnya dan seharusnya eksistensinya dipertahankan kini mulai terkikis dimakan zaman dan beralih dengan kebiasaan yang sedang berkembang.

Manusia dahulu (nenek moyang) kita di pedalaman Papua pada umumnya, telah mengenal teknologi tradisional dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka seperti: bertani, berburu serta alat-alat pelengkap lainnya seperti: Kapak (alat tajam) dari batu, Panah, Perahu dan lainnya.

Kebiasaan seperti ini telah dilakukan oleh nenek moyang pedalaman Papua secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Hingga kini masih kita lihat dengan jelas tradisional itu. Sayangnya kebiasaan ini, tidak semua orang masih memegangnya. Masa kini seakan-akan tidak menghargai akan cipta, rasa dan karsa dari pendahulu kita [kita semakin melupakan identitas kita sebagai Manusia Seutuhnya yang ada di bumi Papua].

Kebiasaan Masyarakat Dogiyai dan Awal Mengenal Teknologi

Kebiasaan masyarakat Dogiyai di masa lalu adalah berkebun, berternak dan berburu. Ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari dalam memenuhi kebutuhannya. Hidup mereka sangat tergantung pada alam dan menganggap alam menyediakan segala kebutuhan mereka, dengan demikian terjadi timbal balik antara alam dan manusia yang berdiam sekitarnya. Hukum alam yang diberlakukan oleh nenek moyang menjadi modal utama mereka untuk bersahabat dengan alam itu sendiri, banyak hukum alam yang tidak dituliskan dalam buku namun itu menjadi kewajiban bagi semua orang yang musti di jalankan dan salah satunya seperti larangan. Mungkin kita pernah mendengar larangan dari orang tua untuk tidak melakukan sesuatu seperti; bersuara, membuang ludah dan lainnya, pada tempat yang dianggap keramat [mistik]. Hal dilakukan oleh nenek moyang dahulu yang berdiam di lembah Moanemani dan lereng gunung Mapia.

Semula dengan adanya kebiasaan berkebun kehidupan masyarakat sangat sejahtera, begitupun dengan hasil berternak meningkat pesat, binatang buruanpun berkeliaran setiap pelosok desa bahkan sampai di halaman-halaman rumah. Pokoknya kehidupan dahulu menyenangkan dan suka berbaur satu sama lain, tidak ada musuh yang ada hanyalah saudara dan kawan, hingga banyak kecamatan maupun kabupaten lain ingin mendapatkan makan selalu berdatangan di daerah Dogiyai untuk mencari bahan makanan seperti Petatas, buah-buahan, sayur-sayuran dan hewan peliharaan.

Waktupun terus berjalan seiring bergantinya hari, hingga beberapa tahun yang silam masyarakat Dogiyai mengenal mesin penggiling kopi. Dengan adanya Mesin Penggiling Kopi, masyarakat telah mengenal salah satu alat/mesin modern (industry menengah), darisitulah mulai berkembang dengan bertani Kopi dan hasil tani yang dihasilkan, diolah sendiri dengan mesin giling, lalu diproduksi menjadi kopi bungkusan yakni dengan sebutan nama “Kopi Murni Moanemani” hingga telah dipasarkan keluar daerah Moanemani diberbagai kota dalam Papua dan bahkan sampai keluar negeri. Ini adalah kebanggaan tersendiri yang dimiliki oleh Masyarakat adat, alam dan tanah Dogiyai.

Dampak-Dampak Teknologi

Perlu disadari bahwa Teknologi zaman sekarang banyak menimbulkan malapetaka yang dapat menghancurkan Masyarakat, Alam dan Tanah. Disini yang perlu kita kroscek bersama bahwa jenis Teknologi apa, yang sebetulnya cocok di Tanah Dogiyai, dilihat dari alamnya, dan letak wilayahnya berupa Lembah dan Lereng-lereng gunung.
Dengan adanya pemekaran Kabupaten, dengan jelas kita tahu secara seksama bahwa akan ada Teknologi modern yang berdatangan seperti perusahaan-perusahan penambangan liar yang menggali hasil alam, penebangan pohon secara liar dan lain sebagainya. Untuk mengantisipisi hal ini, agar tidak terjadi sesuatu yang menghancurkan banyak orang, Pemerintah Daerah perlu memerhatikan dampak-dampak yang bisa saja terjadi di kemudian hari, dengan melihat letak geografis Kabupaten Dogiyai.
Teknologi membawa dua dampak bagi kehidupan manusia yakni : dampak positif dan dampak negatif.

a. Dampak Positif

Dampak positif adalah sesuatu yang menurut manusia adalah sangat baik dan dapat menguntungkan banyak orang.
Ketika dengan mendatangkan Teknologi serba ada dapat menimbulkan berbagai perubahan bagi daerah itu sendiri, seperti gedung-gedung bertingkat, alat-alat transportasi yang modern dan industry-industry menengah lainnya, yang lebih menguntungkan bagi masyarakat adalah dapat mengurangi pengangguran di daerah itu sendiri.

b. Dampak Negatif
Dampak negatif adalah sesuatu yang menurut manusia adalah buruk dan dapat merugikan/menghancurkan habitat alam.
Ketika Alam telah dihancurkan oleh industry lainnya, apa yang akan dilakukan oleh masyarakat setempat, yang jelas bahwa hampa.

Telah diketahui bahwa industry adalah penghancur habitat alam, dan sudah banyak contoh yang terjadi di berbagai daerah yang telah merusak lingkungan dengan adanya eksploitasi/penambangan alam, sebut saja PT. Freeport Indonesia di Timika, merupakan perusahan yang banyak merugikan habitat alam.

Pengalaman Menjadi Acuan, Solusi Penulis Untuk Pemerintah Daerah Dogiyai

Berbagai kasus telah kita ketahui bersama dari dahulu hingga saat ini, nenek moyang kita telah memberikan teladan kepada kita tentang, bagaimana cara berkebun, berternak dan berburu, kebiasaan ini telah ada dan hingga saat ini pun masih ada.
Sedikit telah saya bahas diatas dari kebiasaan tete dan nenek moyang kita, dan dampak yang akan terjadi ketika adanya Teknologi.

Hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut :
1. Stop janji/tandatangan kontrak kerja sama dengan perusahaan asing tanpa sepengetahuan masyarakat setempat, Kembangkan “Kopi Murni Moanemani” yang hadir terlebih dahulu sebelum hadirnya kabupaten.
2. Industry yang boleh beroperasi di daerah Dogiyai hanyalah industry menengah, Budayakan berkebun, berternak dan berburu bagi masyarakat daerah setempat, bukannya tanah yang ada hanya dibuat untuk gedung-gedung mewah.

Dengan harapan dan kerinduan masyarakat, alam, dan tanah dogiyai tercapai. Guna mencapai masyarakat Dogiyai yang akur, bersahabat dan sejahtera di tanahnya sendiri. (semoga).!!!

Mahasiswa Semester Akhir, Jurusan Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional [STTNAS] Yogaykarta.
BACA TRUZZ... - Teknologi Vs Kehidupan Tradisional

 
 
 

Pengikut

Daftar Isi