Kirim Berita Anda Melalui E_mail Kami

ipmadokorwilsesal@gmail.com

Pejabat Dogiyai “Tak Punya Identitas” Mengancam Kritikan Mahasiswa Dogiyai Jawa dan Bali Melalui Media Massa

Sabtu, Februari 12, 2011


Hari Jumat 11/02, pada pukul 12. 50 WIB HP milik Mateus Ch. Auwe [Ketua IPMADO Se-Jawa dan Bali] berdering menandakan ada panggilan masuk. Pangilan nomor baru tersebut ketika diangkat, langsung dijemput dengan penekanan nada-nada bahasa yang kasar. Diawal pembicaraan tak menyebutkan identitasnya, walaupun beberapa kali menanyakan identitas dirinya.

Dari semua pembicaraan tersebut kami menyimpulkan bahwa seorang pejabat Dogiyai yang tak punya identitas tersebut membatasi ruang demokrasi [hak orang lain untuk berbicara]. Juga ia seakan-akan menyamakan status Mahasiswa dengan pejabat Daerah. Arah pembicarannya pun seakan menunjuk seseorang secara pribadi tanpa melihat kapasitas orang tersebut dalam BPH IPMADO Se-Jawa dan Bali, yang perlu diketahui bahwa, seorang ketua dalam suatu organisasi atau badan akan berbicara kepada publik atas nama organisasi atau badan yang ia pimpin, maka segala kritik, saran yang dilansir dalam media masa akhir-akhir ini, merupakan sebuah hasil dari forum dalam IPMADO Se-Jawa dan Bali. Sebagai seorang intelek, seharusnya ia tahu tentang seluk-beluk dalam sebuah organisasi atau badan. Pembicaraan yang berlangsung sengit inipun ditanggapi secara emosional, walaupun kami tahu bahwa ia pernah menempuh dunia pendidikan alias seorang intelek. Dan segala pembicaraan melalui telepon seluler tersebut kami tanggapi dengan kepala dingin.

Pembicaraan ini langsung ditanggapi oleh BPH IPMADO Se-Jawa dan Bali dengan Tim Peduli Kesejahteraan Mahasiswa Dogiyai yang dibentuk belum lama ini, dengan membuat forum untuk menanggapi pembicaraan oknum pejabat Dogiyai tersebut.

Berikut adalah tanggapan-tanggapan kami atas kutipan-kutipan bahasa yang berhasil kami rekam saat pembicaraan ini berlangsung melalui telpon seluler,

“Ade punya konsep luar biasa ade belajar ilmu dari mana?” ketika mahasiswa diminta konsep untuk membangun suatu daerah, maka itu akan menjadi tugas kami sesuai dengan Ilmu dan pengalaman akan kami tekuni selama kuliah tetapi, harus kita tanya balik juga bahwa yang mengatakan kata tersebut apakah dirinya sudah memunyai konsep sejak dia kuliah dan konsep tersebut sekarang sedang diterapkan di Dogiyai?

“Mencari kepentingan belaka seseorang itu biasa dimana-mana” memang mementingkan diri itu ada karena ini masalah perut, tetapi kami atas nama mahasiswa ketika memberikan masukan untuk suatu pembangunan di daerah itu adalah bukan mencari kepentingan pribadi belaka tetapi Dogiyai ke depan kita yang akan membangun. sehingga, kami merasa perlu untuk memberikan masukan dan tidak bermaksud merusak kinerja pemerintah Dogiyai. Dan perlu juga mengetahui sebagai apa posisi seseorang saat ini.

“Kau tidak mungkin membangun kabupaten dogiyai kondisi seperti begini” untuk membagun daerah adalah tugas dan fungsi pemerintah kabupaten Dogiyai. Oleh sebab itu, tidak ada keluhan ketika ada yang memberikan masukan atau kritikan, walaupun kritikan pedas sekalipun, itu merupakan resiko demi membangun suatu daerah pemekaran baru ke arah yang lebih baik.

“Kau bicara itu pake otak jangan pake pantat” sebagai orang yang berintelaktual tidak pantas untuk melontarkan kata tersebut. Mengapa? karena dia berbicara seperti orang yang belum pernah menempuh dunia pendidikan. Pesan orang harus bersaing secara sehat lalu emosional dikendalikan agar arah pembicaranya teratur dan terarah.

“Kau punya kapasitas apa di Dogiyai maka kau mempublikasikan ke madia masa nasional maupun internasional? [yang dimaksud media massa nasional dan internasional adalah media massa elektronik, setahu kami media massa yang kami publikasikan adalah media massa loka]” yang jelas bahwa berita tentang Dogiyai adalah menyangkut lokal dan tidak mungkin dipublikasikan di media internasional dan mungkin adalah beritanya dibaca oleh orang-orang dunia internasional melalui media massa elektronik kalau orang yang pernah membaca media local. Dan intinya kami lansirkan kritik, saran dan masukan membangun buat PEMDA Dogiyai selama ini melalui media lokal.

“Kau itu, orang baru berkembang tahu diri” aspirasi yang kami naikan merupakan semua ide-ide Mahasiswa Dogiyai Se-Jawa dan Bali. Kita mahasiswa tahu diri, oleh sebab itu jangan membatasi kami mengkritik untuk membangun. Kami sadar bahwa kami adalah pemeang estafet pembangunan untuk membangun kabupaten Dogiyai ke depan maka kami memberikan masukan yang membangun karena kami peduli terhadap Dogiyai menuju terciptanya Motto ‘Dogiyai Dou Enaa”.

“Masyarakat menilai kau itu gagal total” pernyataan ini seharus jangan dikeluarkan sekarang tetapi keluarkan setelah kita telah menjalani masa jabatan dan dinyatakan tidak berhasil, hal itu akan terbukti ketika kita evaluasi kinerja pemerintahan suatu daerah selama masa jabatannya. Jadi intinya, dia terlalu cepat mengatakan tetapi itulah namanya di zaman sekarang, zaman moderen makanya pola berpikirnya serba instant.

“Hal apa yang kau pernah buat lalu masyarakat parcaya?” kalau boleh dikata kami mahasiswa mempunyai program yaitu, pengadaan buku, itu sudah menjadi program sejak pembentukan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kabupaten Dogiyai IPAMADO] Se-Jawa Bali tetapi sampai sekarang tidak pernah di realisasikan oleh Pemda Kabupaten Dogiyai, seakan pemerintah membatasi ruang gerak kami untuk menjalankan peogram ini dan program-program lainya, padahal disini mahasiswa sudah memunyai ide cermerlang untuk pengembangan SDM Dogiyai yang berbobot dan bermoral untuk bisa menanggapi semua masalah dengan kepala hati dingin.

“Kau selalu menilai keinerja pemerintah” ketika kita menilai dan mengkritik merupakan hal wajar agar pembangunan di semua aspek bisa berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Kalau orang yang profesional dia akan mengatakan bahwa terima kasih atas peniliaan agar kita bisa mengubah kinerja untuk membangun Dogiyai kedepan. Dan terima kasih atas kontorolnya demi mewujudkan “Dogiyai Dou Enaa”..

“Sikap dan kebijakan kau mematikan kabupaten dogiyai” jujur bahwa kami mahasiswa memunyai kerinduan, kabupaten Dogiyai harus bisa mewujudkan tujuan sesuai dengan moto Dogiyai Dou Enaa. Maka kami tidak pernah memikirkan yang sutau hal yang namanya mematikan kebijakan yang sudah dibuat, tetapi kadang manusia yang mengatakan demikian bisa saja mematikan kebijakan yang dibuatnya sendiri.

“Mari Mahasiswa tunjukan sesuatu kepada masyarakat dogiyai” sebenarnya kami ingin menunjukan kreaktivitas kami kepada masayarakat dengan memuat tentang masalah yang terjadi Dogiyai melalui media massa, dari jarak jauh lewat dunia maya, tetapi mengapa engkau batasi kami?. Untuk bertatap muka, secara empat mata dengan PEMDA Dogiyai, kami sebagai mahasiswa tidak berdaya dengan keadaan kami saat ini, karena apa yang sedang kami tekuni di rantauan inipun juga demi tercipta SDM Dogiyai, walaupun bapak memaksa untuk turun lapangan tetapi itu dibatasi oleh waktu dan jarak dan salah satu jalan yang kami tempuh hanya melalui media massa.

“Hanya datang menuntut hak tetapi tanpa melaksanakan kewajiban” kami datang menuntut hak kami dengan melakukan demostrasi pada akhir Agustus tahun lalu dan hal ini seakan mengagetkan pemerintah daerah untuk menjalankan kinerjanya. Buktinya bahwa ketika mahasiswa melakukan demonstrasi di depan kantor bupati Dogiyai, dampak positif yang kami terima adalah pemerintah Dogiyai turun melakukan pendataan di setiap kota studi. Padahal, sebelumnya dua tahun tidak berjalan entah dana pendidikan yang menjadi hak mahasisiwa lari kemana. Hal ini telah dibenarkan oleh Tim yang telah turun mendata di daerah Jawa Tengah ketika bertatap muka dengan mahasiswa, “Kapan kau pernah datang ke Dogiyai menghadap DPR dan Eksekutif” jawabanya telah terjawab di kalimat-kalimat awalnya. Kapan anda pernah turun ke Dogiyai? Sekali lagi pada bulan Agustus. Sementara itu kewajiban kami hanya menyumbangkan ide dari jauh melalui media massa, karena eksekutif maupun legislative belum pernah turun ke kota-kota studi untuk menerima sumbangan ide-ide dari mahasiswa kepada pemerintah terkait pembangunan Dogiyai.

“Kami akan lihat kenerja saudara ketika masuk sistem” kalau boleh jujur bahwa system itu sudah dibangun oleh pemerintah dan kita sudah dimakan oleh system itu sendiri dan memang ketika kita tidak memunyai kapasitas yang memadai maka sifatnya tunggu pada saat seseorang menjadi pemimpin. Semuanya adalah masalah waktu maka apa yang sedang anda jalani adalah penerapan apa yang didapat selama dibangku kuliahmu, tetap mahasiswa tidak berjanji tetapi akan berusaha mengubah sistem karena setiap pergantian orang-orang dibirokrasi pasti sistemnya pun ikut berubah.

“Kau punya nasib sementara ada di pemerintah Dogiyai” kami sebagai mahasiswa kabupaten Dogiyai atau generasi penerus kedepan kabupaten Dogiyai memunyai nasib tergantung pertama-tama pada kedua orang tua kami, lalu kekurangan kami akan dilengkapi oleh pemerintah daerah ketika ada kepedulian. Kami belum pernah sadar bahwa kami memunyai hak dan nasib kami.

“Kau punya kontribusi apa terhadap kabupaten Dogiyai selama menjadi mahasiswa” kami punya kontibusi terhadap kabupaten Dogiyai yaitu, pengadaan buku yang sudah dijelaskan di paragraph awal yang tak pernah kunjung datang. Yang jelas ini masalah waktu kontribusimu terhadap dogiyai sedang dijalani tetapi kita janji tetapi kita akan berusaha untuk melakukan yang terbaik. Karena sedang kami jalani disaat ini adalah akan menjadi sumbangan kontribusi SDM Dogiyai.

“Kau tidak boleh ikut tes di Dogiyai dan pergi tes ke tempat lain” Sang Kalik sungguh luar biasa karena dia telah menciptakan planet bumi, dan membagi setiap manusia dan menempatkan setiap daerah dengan kekayaan alam yang berbeda-beda. Hal itupun terjadi di kabupaten Dogiyai, marga atau klen yang ada di kabupaten Dogiyai yaitu dia memunyai tanah Dogiyai. Oleh sebab itu, kami setelah menyelesaikan study pasti akan balik untuk membangun kabupaten Dogiyai dengan tegas mengatakan. Mengapa? Karena hidup itu ibarat roda mobil yang berputar jadi sekarang anda berada di atas dengan jabatan lima tahun tetapi suatu saat anda akan dibawah. Intinya Dogiyai milik kita bersama, kalau bukan kita siapa lagi?

Semoga Kita Introspeksi pada diri kita sendiri untuk menuju Perubahan yang diindam-idamkan itu terjadi dengan nyata....
BACA TRUZZ... - Pejabat Dogiyai “Tak Punya Identitas” Mengancam Kritikan Mahasiswa Dogiyai Jawa dan Bali Melalui Media Massa

Mahasiswa Dogiyai Minta Penetapan APBD Harus Transparan

Senin, Februari 07, 2011


JUBI --- Hasil pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Dogiyai Tahun 2011 yang dilaksanakan beberapa waktu lalu di Moanemani, masih belum diketahui publik. Meski saat ini masih dikonsultasikan ke Pemerintah Provinsi Papua, seharusnya dibuka agar diketahui masyarakat luas.
“Tidak adanya transparansi anggaran yang jelas membingungkan publik bahwa sebenarnya Dogiyai ini sedang diarahkan kemana,” ujar mahasiswa asal Dogiyai, Emanuel Tebay, Sabtu (5/2). Dikatakan, pihak Eksekutif maupun Legislatif mestinya tidak menjadikan hasil pembahasan APBD tersebut sebagai dokumen pribadi. “Apapun yang dibahas dan ditetapkan pada sidang parpurna dewan, seharusnya dipublikasikan.”

Badan Pengurus Harian Ikatan Pelajar Mahasiswa Dogiyai (BPH IPMADO) se-Jawa dan Bali, Mateus Ch. Auwe, menjelaskan, dalam sebuah pertemuan yang dihadiri mahasiswa dari beberapa kota studi di Jawa mengemuka sejumlah poin terkait kebijakan di daerah yang dianggap krusial. Salah satunya, belum transparannya pembahasan pada sidang APBD tahun anggaran 2011.

IPMADO juga lebih menyoroti anggaran di bidang pendidikan yang isunya telah dianggarkan Rp4 Miliar. “Itu juga sebatas isu, sebab sampai sekarang tidak jelas besaran dana yang dianggarkan itu berapa,” lanjut Auwe.

Untuk itu, diharapkan segera menginformasikan secara transparan kepada publik tentang APBD Kabupaten Dogiyai Tahun 2011. Mahasiswa Dogiyai juga mendesak Pemerintah dan DPRD Kabupaten Dogiyai menemui seluruh mahasiswa di salah satu kota studi untuk mengklarifikasi tranparansi anggaran pembangunan tahun 2011.

“Selama dua hal itu belum dilakukan, anggota IPMADO menolak dengan tegas pemberian bantuan pendidikan melalui nomor rekening kami,” ujarnya.
Tim Peduli Kesejahteraan Mahasiswa Dogiyai se-Indonesia yang dibentuk pada pertemuan tersebut, menegaskan bahwa transparansi dana APBD Kabupaten Dogiyai Tahun 2011 harus dilakukan sebelum Maret atau paling lambat Mei 2011. “Bila tidak segera ditanggapi, seluruh mahasiswa Dogiyai sepakat aksi besar-besaran di Moanemani pada Juni-Juli nanti.”

Ancaman serupa dilontarkan Sekretaris Jenderal IPMADO se-Jawa dan Bali, Ones B. Yobee. “Itu memang hasil kesepakatan bersama, bahwa kami akan turun demo, jika dalam waktu dekat tidak ada respon dari pemerintah daerah,” tegasnya saat dikonfirmasi JUBI.

Sebelumnya, 21 Agustus 2010 silam, ratusan mahasiswa Dogiyai yang sedang kuliah di sejumlah kota studi di seluruh Indonesia melakukan aksi demonstrasi di halaman Kantor Bupati Dogiyai untuk menuntut beasiswa sebagaimana dijanjikan pemerintah daerah melalui salah satu pejabat teras kabupaten itu. (Markus You)
sumber:http://tabloidjubi.com/index.php/daily-news/seputar-tanah-papua/10869--mahasiswa-dogiyai-minta-penetapan-apbd-harus-transparan
BACA TRUZZ... - Mahasiswa Dogiyai Minta Penetapan APBD Harus Transparan

 
 
 

Pengikut

Daftar Isi