DOGIYAI – Kabupaten Dogiyai belum berumur satu tahun setelah dimekarkan dari Kabupaten Induk Nabire. Karena kabupaten baru sejuta harapan, impian dan peluang sedang menjanjikan maka banyak pihak, LSM, pengusaha, pejabat, menjadikan sebagai tempat perburuan jabatan, uang, dan proyek bahkan terendap isu sedang jadi incaran dan sasaran pilot projec dari sejumlah LSM skala International yang selama ini beroperasi di wilayah Papua .
Lalu bagaimana nasib LSM lokal yang sudah lama malang melintang di daerah Dogiyai juga LSM Lokal baru yang sedang dirangsek oleh anak-anak asli Dogiyai ?
Menurut Ir. Didimus Tebay Direktur YP-5 Moanemani yang sudah puluhan tahun beroperasi di daerah Mapia, Kamuu, Tigi, Paniai, Sampai Daerah Moni ini mengatakan LSM luar yang skala internatinational jangan datang jadikan Dogiyai sebagai pilot projek. Tetapi kalau ada program untuk masyarakat percayakan dan berikan kepada LSM lokal yang sudah ada dan sedang dibangun oleh anak-anak Asli Dogiyai.
Sebab menurut pengalaman yang ada LSM berskala international memanfaatkan tenaga dari jakarta sementara tenaga-tenaga dan LSM dari daerah setempat jarang digunakan. Sehingga dalam sejumlah laporan akhir yang dibuat dari tenaga yang didatang dari luar Papua bahwa orang Papua belum mampu sehingga program gagal.
Hal ini sudah terbangun di kalangan LSM skala international yang tenaga di datangkan dari Jakarta . Maka kalau saja ada LSM berkelas internartional incar-incar memasuki wilayah Dogiyai maka berikan program kegiatan itulah yang diberikan kepada LSM lokal. Sebab merekalah yang tahu, mengetahui kondisi sosial budaya masyarakat Dogiyai.
“Kami sudah mendengar isu-isu belakangan ini ada beberapa LSM sedang siap-siap dengan pilot projeknya tetapi LSM kalau hendak kasih program kepada LSM lokal kami menerima itu sebab disini sudah ada YP-5, kemudian anak-anak Dogiyai sudah bangun lagi sebuah lembaga Elpema (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Papua). Maka kalau PCI mau kasih program kepada LSM Lokal malahan kami bersyukur. Kami sudah pengalaman dengan LSM dengan tenaga dari Jakarta maka report buruk dengan laporan akhir dari tenaga yang didatangkan sudah banyak maka LSM International dengan tenaga Orang luar Papua tak perlu datang. Tetapi kalau memanfaatkan LSM lokal dengan memberikan program kegiatan maka kami siap kerja sebab tenaga lapangan banyak,“ kata Tebay belum lama ini di kediamannya.
Bukan daratkan program langsung kepada masyarakat dogiyai tetapi berikan lewat LSM yang ada, maka diharapkan kepada pemerintah Kabupaten Dogiyai segera proteksi sejummlah LSM skala international yang memohon untuk menjalankan program di Dogiyai. Mekanisme kerjasama pun mesti diatur antara lsm lokal, LSM luar dan pemerintah Dogiyai. Batasi LSM yang hanya datangkan kegiatan tanpa melalui LSM lokal yang ada di Dogiyai.
Sementara itu Fransiscus Magay, S.Sos, salah satu pendiri Elpema (Lembaga Pemberdayaan Masayarakat ) Papua mengakui sudah dirikan lembaga tersebut dan sedang merangsek sejumlah kegiatan maka jika ada LSM mau jadikan dogiyai sebagai bidikan pilot projeck mesti koordinasi dengan LSM lokal malahan harus libatkan bila perlu serahkan program. Kami sudah tahu LSM Luar Negeri dengan fasilitator dari Jakarta selalu menggangap kami tidak mampu dengan laporan akhirnya. Sehingga selalu muncul stigma orang Papua tidak mampu. Padahal kami bisa melakukan itu. Maka LSM stop dengan rancangan program itu.
Kalau mau kasih program silahkan Lewat LSM lokal yang ada. Kami siap kerja maka serahkan pilot projek bukan beroperasi di wilayah. Ada LSM lokal yang sudah lama memberdayakan masyarakat dan sudah berpengalaman serta memahami akan karateristik masyarakat Dogiyai maka LSM luar jangan jadikan ajang diatas masyarakat.
Sama hal juga diiyakan Willem Goo mantan staf yayasan P-5. “Kami siap kerja maka pemerintah Dogiyai dalam membuat kerjasama dengan LSM luar mesti rekomendasikan untuk kordinasi dengan LSM lokal. Sekarang sudah ada Elpema, LMA milik masyarakat Dogiyai. Dan dalam waktu dekat akan deklarasikan karena itu Bupati jeli membangun kerjasama untuk membangun masyarakat Dogiyai.
“Bupati tidak serta merta menerima LSM luar secara Internasional yang sedang incar-incar untuk masuk, tetapi berdayakan LSM lokal yang ada dulu, sehingga tidak menjadi ajang LSM luar dengan tenaga dari Jakarta yang kualitasnya tidak jauh beda tenaga LSM Lokal,“ urai Willem kepada papuapos nabire tahun lalu (4/12/08). (emanuel goo)
Sumber: http://www.papuaposnabire.com
- LSM Luar Stop Lirik Dogiyai
Lalu bagaimana nasib LSM lokal yang sudah lama malang melintang di daerah Dogiyai juga LSM Lokal baru yang sedang dirangsek oleh anak-anak asli Dogiyai ?
Menurut Ir. Didimus Tebay Direktur YP-5 Moanemani yang sudah puluhan tahun beroperasi di daerah Mapia, Kamuu, Tigi, Paniai, Sampai Daerah Moni ini mengatakan LSM luar yang skala internatinational jangan datang jadikan Dogiyai sebagai pilot projek. Tetapi kalau ada program untuk masyarakat percayakan dan berikan kepada LSM lokal yang sudah ada dan sedang dibangun oleh anak-anak Asli Dogiyai.
Sebab menurut pengalaman yang ada LSM berskala international memanfaatkan tenaga dari jakarta sementara tenaga-tenaga dan LSM dari daerah setempat jarang digunakan. Sehingga dalam sejumlah laporan akhir yang dibuat dari tenaga yang didatang dari luar Papua bahwa orang Papua belum mampu sehingga program gagal.
Hal ini sudah terbangun di kalangan LSM skala international yang tenaga di datangkan dari Jakarta . Maka kalau saja ada LSM berkelas internartional incar-incar memasuki wilayah Dogiyai maka berikan program kegiatan itulah yang diberikan kepada LSM lokal. Sebab merekalah yang tahu, mengetahui kondisi sosial budaya masyarakat Dogiyai.
“Kami sudah mendengar isu-isu belakangan ini ada beberapa LSM sedang siap-siap dengan pilot projeknya tetapi LSM kalau hendak kasih program kepada LSM lokal kami menerima itu sebab disini sudah ada YP-5, kemudian anak-anak Dogiyai sudah bangun lagi sebuah lembaga Elpema (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Papua). Maka kalau PCI mau kasih program kepada LSM Lokal malahan kami bersyukur. Kami sudah pengalaman dengan LSM dengan tenaga dari Jakarta maka report buruk dengan laporan akhir dari tenaga yang didatangkan sudah banyak maka LSM International dengan tenaga Orang luar Papua tak perlu datang. Tetapi kalau memanfaatkan LSM lokal dengan memberikan program kegiatan maka kami siap kerja sebab tenaga lapangan banyak,“ kata Tebay belum lama ini di kediamannya.
Bukan daratkan program langsung kepada masyarakat dogiyai tetapi berikan lewat LSM yang ada, maka diharapkan kepada pemerintah Kabupaten Dogiyai segera proteksi sejummlah LSM skala international yang memohon untuk menjalankan program di Dogiyai. Mekanisme kerjasama pun mesti diatur antara lsm lokal, LSM luar dan pemerintah Dogiyai. Batasi LSM yang hanya datangkan kegiatan tanpa melalui LSM lokal yang ada di Dogiyai.
Sementara itu Fransiscus Magay, S.Sos, salah satu pendiri Elpema (Lembaga Pemberdayaan Masayarakat ) Papua mengakui sudah dirikan lembaga tersebut dan sedang merangsek sejumlah kegiatan maka jika ada LSM mau jadikan dogiyai sebagai bidikan pilot projeck mesti koordinasi dengan LSM lokal malahan harus libatkan bila perlu serahkan program. Kami sudah tahu LSM Luar Negeri dengan fasilitator dari Jakarta selalu menggangap kami tidak mampu dengan laporan akhirnya. Sehingga selalu muncul stigma orang Papua tidak mampu. Padahal kami bisa melakukan itu. Maka LSM stop dengan rancangan program itu.
Kalau mau kasih program silahkan Lewat LSM lokal yang ada. Kami siap kerja maka serahkan pilot projek bukan beroperasi di wilayah. Ada LSM lokal yang sudah lama memberdayakan masyarakat dan sudah berpengalaman serta memahami akan karateristik masyarakat Dogiyai maka LSM luar jangan jadikan ajang diatas masyarakat.
Sama hal juga diiyakan Willem Goo mantan staf yayasan P-5. “Kami siap kerja maka pemerintah Dogiyai dalam membuat kerjasama dengan LSM luar mesti rekomendasikan untuk kordinasi dengan LSM lokal. Sekarang sudah ada Elpema, LMA milik masyarakat Dogiyai. Dan dalam waktu dekat akan deklarasikan karena itu Bupati jeli membangun kerjasama untuk membangun masyarakat Dogiyai.
“Bupati tidak serta merta menerima LSM luar secara Internasional yang sedang incar-incar untuk masuk, tetapi berdayakan LSM lokal yang ada dulu, sehingga tidak menjadi ajang LSM luar dengan tenaga dari Jakarta yang kualitasnya tidak jauh beda tenaga LSM Lokal,“ urai Willem kepada papuapos nabire tahun lalu (4/12/08). (emanuel goo)
Sumber: http://www.papuaposnabire.com