Oleh; Didimus Dogomo*)
Momen 5 tahun Pemilihan untuk memilih bakal caleg colon sebagai Pemimpin masyarakat kabupaten dogiyai merupakan gambaran bermakna dan kesempatan yang sah bagi masyarakat kabupaten dogiyai itu sendiri. Agar lebih peka dalam memilih para bakal colon bupati, yang notabene adalah para politisi, apakah kelak akan memperhatikan nasib masyarakat kabupaten dogiyai?
Persoalannya, Pemilihan para bakal calon pemimpin pada saat ini bukanlah pesta demokrasi seperti pemahaman era Orde Baru tempo dulu.Pengertiannya telah tergerus oleh tuntutan zaman. Zaman reformasi yang lebih mengedepankan kedaulatan berada di tangan rakyat.
Pemilihan bakal calon pemimpin daerah saat ini lebih mengarah dan seharusnya demikian sebagai bentuk “penghakiman”, masyarakat terhadap politisi – politisi busuk, maka masyarakat kabupaten dogiyai berhak untuk menentukan apakah si bakal calon pemimpin yang akan mencalonkan diri dalam pilkada tersebut memenuhi syarat menjadi pemimpin nomor satu untuk masyarakat kabupaten dogiyai. Tanpa memandang dari daerah atau Kabupaten manapun asalnya. Baik itu bakal calon pemimpin muda maupun bakal calon tua yang bermimpi dan kelak akan mendapat mandat dari masyarakat kabupaten dogiyai,berdasarkan bekal suara terbanyak.
Asalkan para bakal calon pemimpin tersebut berkompetisi secara sehat, meski kami mahasiswa sejawa - bali meyakini bahwa, akan ada banyak trik dan intrik yang dilakukan oleh bakal calon itu sendiri. Karenanya masyarakat harus “kritis” menyikapi pilihannya, agar tidak lagi terjebak memilih “Politisi Busuk” yang tidak pernah memperhatikan nasib masyarakat kabupaten dogiyai selama kabupaten dogiyai menjadi kabupaten karateker.
Indikator Politisi Busuk
Indicator politisi busuk belum ada referensi baku yang menjabarkan criteria seorang figur dikatakan politisi busuk. Penamaan “busuk” di sini,lebih kepada istilah kekecewaan yang dilekatkan oleh masyarakat terhadap pemimpin – pemimpin daerah sebelumnya.
Pertama, fakta bicara, bahwa masyarakat kabupaten dogiyai sangat kecewa terhadap pejabat – pejabat daerah masa kepemimpinan Drs .AP You selama sepuluh tahun lalu, tidak jelas konstribusinya kepada masyarakat Kamuu dan Mapia. Mereka hanya datang pada saat membutuhkan suara masyarakat kamuu dan mapia dengan janji-janji kosong dan palsu. Setelah menduduki jabatan terpenting /terpilih justru jarang datang mengunjungi masyarakat yang dipilihnya, apalagi mewujudkan janji-janji pada saat mencari suara.
Kedua, kecewa akibat kinerja yang buruk pada saat menjabat sebagai kepala dinas kabupen dogiyai. Contoh kecil seperti Penyaluran dana pembangunan yang tidak transparansi selama kabupaten dogiyai menjadi kabupten karateker. Semua dana pembangunan dan dana pendidikan dialihkan guna kepentingan pribadi untuk pencalonan pilkalda.
Ketiga, para politis busuk adalah mereka yang cenderung memperkaya diri tanpa mempedulikan Disposisi atau Rekomendasi atasan yang harus diperjuangkannya. Mereka menjadikan lembaga pemerintahan sebagai alat tempat untuk melakukan kolusi dan cenderung korup. Hal ini dilakukan secara terang – terangan selama dua tahun di kabupaten dogiyai secara sistematis, rapi, dan terencana; seperti ambil bagian dalam proyek-proyek pemerintah (menjadi makelar proyek internal).
Dan yang paling mengecewakan, karena sebagai pemimpin masyarakat mereka justru tidak menunjukkan sikap teladan kepada masyarakat yang dipilihnya. Misalnya terlibat masalah perilaku amoral, skandal asusila, praktek KKN serta tindak criminal lainnya.
Partisipasi Masyarakat kabupaten dogiyai dalam Pemilihan Pilkada
Partisipasi masyarakat kabupaten dogiyai dalam memilih merupakan hak masyarakat yang dijamin oleh Undang-Undang. Masyarakat kabupaten dogiyai perlu menyadari dan menggunakan hak pilihnya agar dapat merubah keadaan Ekonomi masyarakat menuju kemakmuran,dan bakal Caleg yang pernah mengecewakan jangan dipilih lagi.
“Cara menilai bakal caleg yang belum pernah ikut pemilu
diperlukan sikap pro aktif masyarakat kabupaten dogiyai untuk mencari tahu bakal Caleg tersebut pada saat para bakal Caleg bersosialisasi kedesa – desa, perlu dipertanyakan motivasi dan niat yang
melatarbelakangi keinginannya menjadi Pemimpin daerah secara jujur. Jawaban mereka nantinya bisa dijadikan bahan ukuran, bahan penilaian, apakah mereka memiliki niat dan wawasan yang cukup untuk bertindak/memiliki kemampuan sebagai pemimpin nomor satu untuk kabupaten dogiyai yang mampu membawa masyarakat kabupaten dogiyai menuju perubahan.
Sejalan dengan pendapat Montesquie (Hendry J.S:1950) yang mengatakan bahwa kecenderungan orang yang diberi kekuasaan adalah menyelewengkan kekuasaan yang didapatnya,serta menjalankannya sesuai kemauan sendiri. Para bakal Caleg setelah terpilih adalah orang yang dipercayai oleh masyarakat kabupaten dogiyai dan bukan omong kosong semata, tetapi penuh dengan harapan – harapan besar dari masyarakat kabupaten dogiyai yang menaruh harapan penting kepada bakal caleg yang mereka akan pilih.
Dipahami bersama bahwa para politisi yang menjadi bakal Caleg ini jika “berkategori busuk” (kinerja buruk, tidak pandai) sangat sulit dibuktikan secara yuridis. Bau busuk dari politisi yang tidak bisa pegang janji – janji tetapi hanya dapat dicium, dan tidak dapat diraba apalagi dilihat. Bukankah bau tidak bewarna? Tetapi bisa sama-sama kita rasakan!
Kita yakin bahwa politisi busuk sekarang ini masih ada tetapi mereka lebih pandai membungkam, penuh kepura-puraan. Mereka tampak santun terlihat dari istilah gambar postersenyum. Apalagi dirangkai dengan kata-kata manis di bawah foto, yang kosong makna (tidak operasional apa dan mengapa kata – kata manis itu dikatakan; maksud dan tujuan yang bagaimana yang diperjuangkan?). Akibatnya, sulit bagi masyarakat untuk mengidentifikasi bakal Caleg tersebut apakah memenuhi kompetensi yang sesuai atau tidak.
Boleh saja masyarakat kabupaten dogiyai terkecoh seperti istilah “membeli kucing dalam karung”. Meskipun kucing dan karungnya terlihat jelas lewat pancangan - pancangan poster atau instrument sosialisasi sejenisnya. Karenanya masyarakat kabupaten dogiyai perlu mencermati dengan seksama “track record” atau rekam jejak masing-masing bakal Caleg tersebut, agar tidak menyesal untuk 5 tahun mendatang. Sangat besar harapan dalam Pemilihan pemimpin nomor satu untuk masyarakat kabupaten dogiyai agar seluruh lapisan masyarakat kabupaten dogiyai mengambil peran serta dalam upaya memilih bakal Caleg berkualitas dan memenuhi harapan kita bersama.
Penulis Adalah Mahasiswa yang sedang menyelesaikan Tugas Akhir pada salah satu perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta
- MASYAKAT KABUPATEN DOGIYAI MEWASPADAHI POLITISI BUSUK PADA PILKADA
Sebuah:usulan untuk kabupaten pemekaran baruOleh: Moses Bidabi TebaiPenyakit HIV / AIDS adalah salah satu penyakit yang sangat berbahaya dan sampai saat ini belum ada obat yang ditemukan. Penyakit yang berbahaya dan mematikan manusia ini menular melalui hubungan seks bebas dengan ODHA, penyakit yang berbahaya ini berkembang dengan pesat di seluruh Tanah Papua, hingga saat ini dari tahun ke tahun terus meningkat dengan tajam.
Melalui Program Kemitraan Australia-Indonesia (Australia Indonesia Partnership) yang dilaksanakan di Jayapura –Papua pada tanggal 13 Juli 2010, Jumlah kasus terbanyak di temukan (tercacat) pada usia 15-49 pada tahun 2010 ini ditemukan sebanyak 2251 kasus yang merupakan usia kerja (produktif) usia ini merupakan dalam keadaan ancaman di tanah Papua.kalau kita melibat dan bandingkan dengan total manusia yang ada di Papua berarti diperkirakan hampir semua manusia Papua akan musnah pada tahun 2011.
Dalam program kemitraan Australia-Indonesia yang diikuti dengan kampanye itu, tidak terlepas dari strategi komunikasi untuk penanggulangan HIV-AIDS, yakni kampanye multimedia yang melibatkan berbagai saluran komunikasi dan berbagai bentuk media serta menggunakan beberapa pendekatan yang saling bersinergis, yaitu komunikasi untuk perubahan perilaku, advokasi, dan penggerakan masyarakat. Kampanye ini,Dengan tema, "Kitorang pengaruh, mari bertanggungjawab untuk HIV.Yang maknanya, HIV-AIDS adalah masalah tanggungjawab semua orang yang ada di Papua dalam hal ini berperan aktif, bertindak, dan mengambil tanggungjawab dalam penanggulangan HIV-AIDS” di Papua.
Melakukan program dari Pemerintah Provinsi terasa tidak cukup, mengapa demikian? Pengidap HIV tidak akan menurun jika hanya program seperti ini, tanpa pemerintah mengatasi atau membuka tempat kerja bagi Wanita Pekerja Seks Komersial di setiap kabupaten dan kota. yang ada di Papua terutama kepada beberapa kabupaten pemekaran baru.
Pihak pemerintah melalui instansi terkait sejak dini harus melakukan sesuatu yang berguna bagi rakyat Papua untuk menyelamatkan nyawa Orang Papua Yang mana mulai punah dari berbagai penyakit yang datang dari orang luar papua atau Orang Indonesia untuk merampas dan menindas bahkan membunuh dengan sengaja secara Halus selain cara ini banyak cara atau strategi yang di pasang oleh Indonesia. Jadi, jika papua mau supaya nama Papua tidak hilang dan Ras Negroid tetap ada harus ada team riset atau kebijakan dari pemerintah terkait.
Perlu juga diketahui bahwa menularnya penyakit yang mematikan ini bukan saja melalui hubungan badan, jaum suntik dan lain-lain, namun melalui daging impor dari luar, seperti ayam dan babi kulkas yang dijual oleh pedagang pendatang. Hal ini diketahui di ibukota kabupaten Paniai [Enarotali] saat seorang pedagang menyuntikkan darah orang pengidap HIV ke dalam dua jenis barang dagangan yang telah disebutkan diatas. Kejadian ini membuat panik bagi masyarakat Paniai bahkan Papua umumnya. Ini salah satu jalan yang selama ini dilakukan oleh orang pendatang untuk menghabisi orang Papua dari bumi Papua. Walau demikian Tuhan tahu akan perbuatan manusia karena segala bersumber dari Tuhan sendiri.
HIV/AIDS menular melalui banyak cara yang dilakukan pendatang untuk menguasai tanah Papua, Pemerintah Propinsi dan kabupaten bertindak memfasilitasi/mengirim baik berupa tenaga medis, obat-obatan,alat-alat medis terkait kasus di Paniai,supaya dengan bantuan para medis,obat-obatan,alat-alat medis itu masyarakat bisa datang tes HIV/AIDS dirumah sakit setempat dengan VCT ,untuk VCT sendiri merupakan suatu cara untuk mengetahui keadaan seseorang terinveksi HIV/AIDS atau tidak. Namun, yang menjadi hal utama ketika ikut VCT adalah kesadaran seseorang untuk tes/ memeriksakan diri atau bersedia untuk diketahui statusnya sebelum konseling dengan seorang dokter atau tenaga medis . Saat konseling terjadi komunikasi dua arah antara Orang/pasien yang datang memeriksa dan Dokter /Tenaga medis lain yang bisa menolong mereka dalam pengobatan, sehingga Pasien supaya mendapatkan banyak hal terutama mengenai seluk-beluk penyebaran HIV/AIDS serta meningkatkan pemahaman pasien menyangkut tanda-tanda teridentifikasi HIV/AIDS.
Kalau bisa Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten buktikan tugas dan tanggungjawab anda kepada masyarakat di seluruh papua, sebab papua sekarang sedang dalam keadaan kebakaran HIV/AIDS itu! , sesuai dengan Thema yang di gelar pada waktu Kampanye HIV AIDS dipapua yang berthemakan "Kitorang pengaruh, mari bertanggungjawab untuk HIV.Yang maknanya, HIV-AIDS adalah masalah tanggungjawab semua orang yang ada di Papua dalam hal ini berperan aktif,
Pemerintah berusaha mengurangi barang-barang impor seperti ayam potong dan babi yang mana menjadi penyebab utama menularnya penyakit mematikan itu.
Semoga............
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY).
- DI PAPUA: JANGAN BIARKAN HIV / AIDS TERUS MENINGKAT
Oleh: Benediktus Gooubo Goo“Suara yang dimiliki oleh setiap orang adalah nafas seseorang, Nafas itu hembusan dari ALLAH sendiri,hembusan itulah yang menjadi suara, maka suara manusia adalah Suara Tuhan”.PengantarPenulis bukan seorang politikus tetapi penulis seorang mahasiswa calon Guru yang tidak suka masalah Politik baik dalam masalah Partai, masalah Pemilihan Legislatif dan Esekutif serta menjadi pengekor bagi kandidat tertentu; namun, penulis adalah Aktivis Pro Demokrasi yang selalu berburu Keadilan, Kebenaran dan kejujuran di Tanah Papua.
Penulis tergerak hati untuk menulis masalah suara rakyat ini merupakan bentuk kegelisaan dan kekecewaan yang terus bertumbuh dibenak penulis dimana penulis melihat realita kehidupan ditanah Papua pada umumnya dan pada khususnya di Kabupaten Dogiyai dibelakangan ini banyak elite elit politik baik itu seorang kandidat Gubernur, Wlikota, Bupati, calon dewan, orang Partai, Pendukung Kandidat dan elite elit politik lain yang terus memaksakan masyarakat Papua untuk mendukung kandidat tertentu.
Bentuk pemaksaan suara rakyat oleh elite politik dimana penuliis sendiri rasakan, dengar dan baca; bentuk pemaksaan suara rakyat ini terlihat melalui kata kata yang dilontarkan oleh elit politik, tulisan atau artikel keberpihakan seseorang atau kelompok yang dimuat dalam surat kabar local, website, Facebook , blog, via SMS, dll. Bentuk pemaksaan suara rakyat seperti ini telah melanggar nilai nilai demokrasi dan etika berpolitik sehat sehingga melalui tulisan kecil ini penulis mencoba memberikan pemahaman kepada elit politik dan masyarakat tentang suara Rakyat dalam hal hak untuk memilih seseorang figur sesuai dengan suara hati masing masing.
Suara Rakyat
Di Kabupaten Dogiyai, belakangan ini isu Politik sedang memanas dikalangan elit politik. Isu politik yang semakin meningkat dan memanas di Dogiyai membuat arah dan pandangan pikir masyarakat dan mahasiswa pun mengarah kepada Dunia politik sehingga seolah olah tak ada masalah dibidang bidang lain.
Realitras yang sedang terjadi di kabupaten Dogiyai dalam persaingan politik tidak sehat yang mana masing masing orang melakukan Analitical Class secara Personal maupun kelompok artinya sedang melakukan analisa kelas yang dapat penulis diklarifikasikan dalam beberapa kelompok seperti Anak Muda, Orang Tua yang Asli Dogiyai, Orang Tua yang bukan Asli Dogiyai dan fanatic Agama. Berikut ini akan diuraikan sesuaikan analytical class berdasarkan fakta fakkta yang sedang terjadi di Dogiyai yaitu:
1. Kandidat Orang Tua Asli Dogiyai
Dalam Pemilukada nanti ada beberapa orang tua asli Dogiyai akan bertarung gigi dalam pesta Demokrasi yang akan berlansung bulan april 2011 nanti. Kandidat Orang tua asli Dogiyai yang tidak sempat sebut nama dalam tulisan ini, telah melakukan upaya upaya yang sudah dan sedang dilakukan oleh kandidat maupun pendukungnya (Tim sukses) demi meloloskan kepentingan pribadi dalam pesta demokrasi tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan oleh kandidat dan pendukungnya yaitu mereka menihir dan mengatur kata kata untuk menyakinkan masyarakat. Kata katanya seperti Kandidat bukan Orang Asli Dogiyai jangan kasih suara, anak mudah belum tahu apa apa tentang birokrasi pemerintahan, anak mudah harus sekolah dulu, dll.
1. Kandidat Orang Tua Bukan Asli Dogiyai
Dalam Pemiluikada Dogiyai demi mencari popularitas nama seseorang tidak hanya masyarakat asli Dogiyai yang mencalonkan diri menjadi calon bupati tetapi terlihat orang dari luar daerah Dogiyai berramai ramai maju dan mencalonkan diri sebagai calon bupati Dogiyai. Kandidat yang datang dari luar daerah Dogiyai dengan kekuatan modal dana yang menghamburkan uang kepada masyarakat sambil membujuk kepada masyarakat Dogiyai dengan kata kata seperti: orang yang punya modal uang akan membangun suatu daerah dan menjamin masyarakat, anak mudah masih belum umur mereka harus kuliah dulu, isu politik tidak memandang tapal batas suatu daerah, dll.
1. Kandidat Anak Muda Asli Dogiyai
Persaingan dalam Pemilukada Dogiyai tidak hanya antara orang tua dengan orang tua tetapi Pemuda juga sudah bangkit dan memberanikkan diri dalam pertarungan gigi dalam pesta demokrasi Dogiyai yang mampu akan bersaing dengan orang tua yang punya modal. Pemuda sudah bangkit dan memberikan diri untuk maju dalam calon bupati Dogiyai dengan berbagi alasan, alasan yang mereka angkat seperti orang tua sudah tidak mampu memberdayakan masyarakat asli, koruptor, tidak pernah mengangkat pegawai bagi anak anak Dogiyai Asli, dll.
1. Kandidat Fanatik Agama
Ada juga beberapa kandidat yang maju sebagai calon Bupati dengan memperalat gereja sebagai sebuah jembatan yang menghantarkan mereka kedalam Pemilukada dogiyai. Kata kata yang mereka keluarkan dalam gereja maupun diluar gereja seperti kita akan buka Gereja Kingmi banyak atau Katolik banyak, kita akan buka sekolah YPPGI banyak atau YPPK banyak, dll.
Keempat analytical class diatas ini, melukiskan bahwa mereka mengangkat ego pribadi masing masing dan kelemahan kelemahan seseorang untuk saling menjatuhkan wibawa antara satu sama lain demi meloloskan kepentingan pribadi. Mereka saling mengangkat kelemahan antara satu sama lain dengan tujuan menarik suara rakyat secara paksa kepada pihak tertentu.
Analisa penulis untuk kandidat berdasarkan kelemahan yang mereka saling mengangkat ini akan berpengaruh kepada tiga bidang yaitu sosial, budaya dan religi. Sosial, karena mereka saling mmengangkat kelemahan antara kandidat sendiri maka masyarakat akan mengucilkan, mennyinkirkan, menyendirikan seorang kandidat itu sendiri. Budaya, jika kelemahan dari kandidat itu masyarakat sudah tahu maka masyarakat akan prinsip pada filosofi masyarakat Mee yaitu Kepercayaan hanya sekali datang jadi selanjutnya kepercayaan masyarakat terhadap kandidat akan tidak ada. Religi, sekalipun kandidat merasa kecewa, malu, stress ketika orang lain menceritakan kelemahannya tetapi pandangan religi itu baik dan seharusnya kandidat harus senang hati karena orang lain cerita kelemahan maka orang lain cerita Dosa kandidat sehingga Dosa dihapus.
Kendati, berdasarkan kelemahan kelemahan yang saling mengangkat antara kandidat maupun pendukungnya mulai memaksakan suara Tuhan yang ada dibenak pribadi manusia.
Namun demikian, suara rakyat bukan suara yang diciptakan oleh manusia yang saling meminjamkan antara satu sama lain melainkan suara rakyat atau manusia ini Nafas dari Tuhan Allah sendiri yang menitipkankan kepada manusia. Oleh karena itu, jangan sekelompok orang memaksakan masyarakat untuk memberikan suara secara paksa kepada orang tertentu tetapi bebaskanlah rakyat untuk memilih kandidat sesuai dengan Hati Nurani rakyat, biarkan masyarakat berikan suara yang murni tanpa ada paksaan karena masyarakat sendiri punya DIMI untuk menilai setiap kandidat sesuai pengalaman hidupnya. Dan juga melalui tulisan ini dihimbau kepada seluruh masyarakat dan mahasiswa Dogiyai mari kita memposisikan diri kita pada posisi netral, adil, jujur dan benar sehingga kita tidak terpancing dengan gula gula politik atau bahasa bahasa manis yang dikeluarkan oleh elit politik Dogiyai agar kita dapat memberikan suara kita sesuai dengan hati nurani kita, suara suci, murnii tanpa ada paksaan kkepada orang yang kita percaya.
Jayapura, 03 Januari 2011
Penulis adalah Mahasiswa Universitas Cendrawasih, Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan. Di Jayapura.
- ELIT POLITIK MENODAI SUARA HATI RAKYAT DOGIYAI DALAM POLITIK