Kirim Berita Anda Melalui E_mail Kami

ipmadokorwilsesal@gmail.com

KETIDAKTAHUAN PERKEMBANGAN DOGIYAI KARENA KURANGNYA MINAT MENULIS DAN MEMBACA ORANG DOGIYAI

Kamis, Maret 10, 2011


Oleh, Fr. Marius Goo

Hidup manusia tentu tak berpisah dari dari perkembangan itu sendiri, perkembangan selalu saja terjadi dan dialami oleh setiap orang entah secara pribadi entah secara bersama-sama. Perkembangan tersebut bisa ke arah positif juga bisa ke arah negatif. Semua perkembangan tentu ada dampak atau pengaruhnya, sehingga diharapkan kepada manusia mau dan tidak harus menanggapinya, entah tanggapinya secara langsung yakni penyampaian dengan kata-kata, juga pengampaian tidak langsung yakni melalui media entah tulisan di media masa juga di buku-buku. Penyampaian langsung dengan kata-kata ini sekali dengar serta bisa lupa dan bisa terus-menerus mengingatnya jika disampaikan secara turun-temurun dan dari generasi ke generasi berikutnya. Selain itu penyampaian tidak lansung yakni dengan menggunakan media-media yakni; Koran, majalah dan buku-buku, cara ini bisa dipergunakan turun-temurun dan bisa dilihat pada saat kapan dan dimana saja jika memiliki media-media tersebut.

Perkembangan yang disampaikan melalui sarana tulis-menulis dapat diketahui oleh siapa saja yang tahu membaca juga memiliki buku atau media tersebut seperti, Koran, majalah, buleting dan lainnya. Bukan berarti hanya memiliki sarana tersebut saja, tetapi apa yang dimiliki tersebut harus dibaca hingga mengetahui isi buku tersebut sehingga bisa tahu kemana sedang dituju dengan pembangunan atau perkembangan yang sedang terjadi, terutama bisa menilai perkembangan kearah positif atau kearah negatif. Setelah mengetahui seluk-beluk perkembangan hingga jika perkembangan yang terjadi ke arah negatif bisa diarahkan kearah yang positif, sedangkan yang positif tetap dipertahankan hingga tidak terjerumus atau berubah ke dalam perkembangan pada arah yang negatif.

Namun sangat disayangkan bahwa masyarakat Dogiyai minat membaca masih sangat minim, walaupun kaum intelek telah menyampaikan perkembangan Dogiyai melalui tulisan-tulisan, baik mengenai perkembangan yang sudah terjadi juga memberitahukan para pemerintah cara bagaimana masyarakat Dogiyai di arahkan kepada arah perkembangan yang lebih baik dan lebih membangun. Semua masyarakat juga pemerintah lebih banyak waktu digunakan untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dan merusak. minat membaca dikatakan sangat minim, apalagi menuliskan realita yang sedang terjadi di atas negri kabupaten Dogiyai yang baru saja dimekarkan.

Dengan melihat kurangnya minat pembaca dan penulis, realita yang sedang terjadi di Dogiyai mengalir begitu saja artinya karena kepada pemerintah tidak dikritik atau tidak dipublikasikan perbuatannya, maka pemerintah dapat berbuat seenaknya.

Wallaupun ada yang berusaha merumuskan dan mempublikasikannya tetapi masyarakat juga pemerintah sendiri tidak membacanya, sekalipun ada sebagian pemerintah yang membaca tetapi apa yang ditulis sedikit ke arah kritik pemerinttah berubah musim wajahnya menjadi muram. Keadaan ini menunjukan bahwa, pemerintah sendiri tidak mau menerima kritikan (tidak mau dikritik) dari orang lain, terutama jika seorang mahasiswa mengiritik atau memberontak kepada pemerintah entah secara langsung melalui demonsrasi entah secara tidak langsung melalui tulisan. Dan jika terjadi demikian, pemerintah langsung mengambil suatu kesimpulan dan memberi stigma kepada orang itu sebagai pemberontak dan pengiritik.

Akibat dari stigma ini mahasiswa itu tidak diterima pada saat terjadi tes penerimaan pegawai dan memusuhi orang itu sampai saling memaafkan juga saling menghabiskan nyawa. pada hal Bagi saya secara pribadi, saya menyadari bahwa sebenarnya kritik atau pemberontakan yang dibuat para mahasiswa juga sekelompok masyarakat tersebut sesuatu yang sangat baik dan harus diberi jempol, sebab melalui perbuatan tersebut memberikan jalan keluar atau membantu para pemerintah agar dapat menginstrospeksi diri dan membangun daerahnya ke arah yang lebih efisien. Selain itu melalui tulisannya tentang realita pada saat ini dapat dikenang pada hari-hari mandatang, serta dijadikannya sebagai pedoman pada kehidupan mendatang bagi peminat baca.

Orang Dogiyai yang sedang mengidam-idamkan dirinya mau terjung ke dalam dunia tulis-menulis dan membaca adalah betapa mulia dan indah tugasnya. Dimana ia bisa memberikan laporan yang benar dan sebanyak-banyaknya kepada masyarakatnya. Selain itu, melalui tulisan-tulisan yang digoreskan di atas kertas bisa memberikan kekayaan harta karung bagi warga sekitarnya, sebab kekayaan itu dapat dipergunakan selamanya selagi masih bisa difungsikan, oleh mereka yang punya minat yang tinggi dalam dunia membaca. Kepada orang Dogiyai selamat mengembangkan “minat membaca dan membaca dan membaca.” Hingga goresan huruf menutupkan mata, hati dan rationya.
BACA TRUZZ... - KETIDAKTAHUAN PERKEMBANGAN DOGIYAI KARENA KURANGNYA MINAT MENULIS DAN MEMBACA ORANG DOGIYAI

IPMADO JOGLO Gelar Re-Organisasi

Minggu, Februari 20, 2011


Yogyakarta- Ikatan Pelajar dan Mahasiswa asal Dogiyai yang berdomisi di Kota Study Yogyakarta dan Solo telah mengelar kegiatan Re-Organisasi IPMADO JOGLO, sesuai dengan AD/ART bahwa kepengurusan lama telah berakhir masa jabatanya dengan periode 30 Januari 2009 sampai 30 Januari 2011, dan kepengurusan baru akan dilanjutkan mulai periode 30 Februari 2011 berakhir masa jabatannya 30 Februari 2013, kegiatan ini digelar di Kontrakan Dogiyai “Emaaowa” [2/19], pukul 10;00 sampai 04:00 WIB, dihadiri oleh 75 % peserta dari sekian banyak mahasiswa asal Dogiyai yang ada di Yogyakarta-Solo.


Acara Re-Organisasi IPMADO Joglo berjalan lancar sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, dalam acara ini telah dibahas beberapa agenda diantaranya, pertama Laporan pertanggungjawaban BPH IPMADO Joglo Lama, kedua Pembahasan AD/ART, ketiga Pemilihan Ketua BPH baru IPMADO Joglo. “Kegiatan Re-Organisasi ini dilaksanakan dalam sehari, karena masih memunyai agenda besar yaitu Re-Organisasi IPMADO Pusat [IPMADO] Se-Jawa dan Bali agar pelantikan setiap ketua di kota Study di Jawa dan Bali ” dan ini dilakukan sekaligus dalam menyukseskan kongres IPMADO Se-Jawa dan Bali yang akan digelar tanggal 24-26 Februari 2011. Kata Jhon B.Dimi sebagai Ketua Badan Formatur Se-Jawa dan Bali Sekaligus IPMADO Joglo.

Dua agendapun berlalu, kini memasuki pada agenda ketiga yakni pemilihan Badan Pengurus
Harian yang baru dalam agebda yang ketiga pertama-tama dilakukan pemaparan visi misi ketiga kandidat yaitu, 1. Yohanes Kuayo, 2. Moses Tebay 3. Perdinan Adii. Pemilihan dilaksanakan dengan cara voting dengan jumlah peserta yang hadir. Setalah perhitungan suara dilaksanakan akhirnya dimenangkan Oleh Yohanes Kuayo. Yohanes Kuayo menjadi Ketua, Moses Sebagai Sekertaris dan Perdinan sebagai Sekertaris. “ Paguyuban Dogiyai milik kita Mahasiswa dogiyai maka semua kebijakan kita akan mengambil keputusan sama-sama” lanjut Melalui Organisasi Dogiyai ini mempersiapkan SDM [sumber daya Manusia] kabupaten Dogiyai ke depan. saya siap dikritik oleh anggota, namun kritikan yang membangun. hal ini demi menciptakan keharmonisan dalam IPMADO Joglo serta untuk mempersiapkan diri kita ke depan.Kata Yohanes Kuayo kepada redaksi Egedy News.

Kegiatan Re-Organisasi IPMADO Joglo ditutup dengan sambutan oleh Ketua terpilih dan sekaligus serah terima jabatan secara simbolis dari ketua BPH lama Yanuarius Goo kepada
Yohanes Kuayo ketua baru yang terpilih. Sebagai umat kristiani telah menutup semua rangkaian kegiatan dengan doa yang dipimpin oleh Delpian Iyowau, [Agustinus Dogomo]
BACA TRUZZ... - IPMADO JOGLO Gelar Re-Organisasi

Pejabat Dogiyai “Tak Punya Identitas” Mengancam Kritikan Mahasiswa Dogiyai Jawa dan Bali Melalui Media Massa

Sabtu, Februari 12, 2011


Hari Jumat 11/02, pada pukul 12. 50 WIB HP milik Mateus Ch. Auwe [Ketua IPMADO Se-Jawa dan Bali] berdering menandakan ada panggilan masuk. Pangilan nomor baru tersebut ketika diangkat, langsung dijemput dengan penekanan nada-nada bahasa yang kasar. Diawal pembicaraan tak menyebutkan identitasnya, walaupun beberapa kali menanyakan identitas dirinya.

Dari semua pembicaraan tersebut kami menyimpulkan bahwa seorang pejabat Dogiyai yang tak punya identitas tersebut membatasi ruang demokrasi [hak orang lain untuk berbicara]. Juga ia seakan-akan menyamakan status Mahasiswa dengan pejabat Daerah. Arah pembicarannya pun seakan menunjuk seseorang secara pribadi tanpa melihat kapasitas orang tersebut dalam BPH IPMADO Se-Jawa dan Bali, yang perlu diketahui bahwa, seorang ketua dalam suatu organisasi atau badan akan berbicara kepada publik atas nama organisasi atau badan yang ia pimpin, maka segala kritik, saran yang dilansir dalam media masa akhir-akhir ini, merupakan sebuah hasil dari forum dalam IPMADO Se-Jawa dan Bali. Sebagai seorang intelek, seharusnya ia tahu tentang seluk-beluk dalam sebuah organisasi atau badan. Pembicaraan yang berlangsung sengit inipun ditanggapi secara emosional, walaupun kami tahu bahwa ia pernah menempuh dunia pendidikan alias seorang intelek. Dan segala pembicaraan melalui telepon seluler tersebut kami tanggapi dengan kepala dingin.

Pembicaraan ini langsung ditanggapi oleh BPH IPMADO Se-Jawa dan Bali dengan Tim Peduli Kesejahteraan Mahasiswa Dogiyai yang dibentuk belum lama ini, dengan membuat forum untuk menanggapi pembicaraan oknum pejabat Dogiyai tersebut.

Berikut adalah tanggapan-tanggapan kami atas kutipan-kutipan bahasa yang berhasil kami rekam saat pembicaraan ini berlangsung melalui telpon seluler,

“Ade punya konsep luar biasa ade belajar ilmu dari mana?” ketika mahasiswa diminta konsep untuk membangun suatu daerah, maka itu akan menjadi tugas kami sesuai dengan Ilmu dan pengalaman akan kami tekuni selama kuliah tetapi, harus kita tanya balik juga bahwa yang mengatakan kata tersebut apakah dirinya sudah memunyai konsep sejak dia kuliah dan konsep tersebut sekarang sedang diterapkan di Dogiyai?

“Mencari kepentingan belaka seseorang itu biasa dimana-mana” memang mementingkan diri itu ada karena ini masalah perut, tetapi kami atas nama mahasiswa ketika memberikan masukan untuk suatu pembangunan di daerah itu adalah bukan mencari kepentingan pribadi belaka tetapi Dogiyai ke depan kita yang akan membangun. sehingga, kami merasa perlu untuk memberikan masukan dan tidak bermaksud merusak kinerja pemerintah Dogiyai. Dan perlu juga mengetahui sebagai apa posisi seseorang saat ini.

“Kau tidak mungkin membangun kabupaten dogiyai kondisi seperti begini” untuk membagun daerah adalah tugas dan fungsi pemerintah kabupaten Dogiyai. Oleh sebab itu, tidak ada keluhan ketika ada yang memberikan masukan atau kritikan, walaupun kritikan pedas sekalipun, itu merupakan resiko demi membangun suatu daerah pemekaran baru ke arah yang lebih baik.

“Kau bicara itu pake otak jangan pake pantat” sebagai orang yang berintelaktual tidak pantas untuk melontarkan kata tersebut. Mengapa? karena dia berbicara seperti orang yang belum pernah menempuh dunia pendidikan. Pesan orang harus bersaing secara sehat lalu emosional dikendalikan agar arah pembicaranya teratur dan terarah.

“Kau punya kapasitas apa di Dogiyai maka kau mempublikasikan ke madia masa nasional maupun internasional? [yang dimaksud media massa nasional dan internasional adalah media massa elektronik, setahu kami media massa yang kami publikasikan adalah media massa loka]” yang jelas bahwa berita tentang Dogiyai adalah menyangkut lokal dan tidak mungkin dipublikasikan di media internasional dan mungkin adalah beritanya dibaca oleh orang-orang dunia internasional melalui media massa elektronik kalau orang yang pernah membaca media local. Dan intinya kami lansirkan kritik, saran dan masukan membangun buat PEMDA Dogiyai selama ini melalui media lokal.

“Kau itu, orang baru berkembang tahu diri” aspirasi yang kami naikan merupakan semua ide-ide Mahasiswa Dogiyai Se-Jawa dan Bali. Kita mahasiswa tahu diri, oleh sebab itu jangan membatasi kami mengkritik untuk membangun. Kami sadar bahwa kami adalah pemeang estafet pembangunan untuk membangun kabupaten Dogiyai ke depan maka kami memberikan masukan yang membangun karena kami peduli terhadap Dogiyai menuju terciptanya Motto ‘Dogiyai Dou Enaa”.

“Masyarakat menilai kau itu gagal total” pernyataan ini seharus jangan dikeluarkan sekarang tetapi keluarkan setelah kita telah menjalani masa jabatan dan dinyatakan tidak berhasil, hal itu akan terbukti ketika kita evaluasi kinerja pemerintahan suatu daerah selama masa jabatannya. Jadi intinya, dia terlalu cepat mengatakan tetapi itulah namanya di zaman sekarang, zaman moderen makanya pola berpikirnya serba instant.

“Hal apa yang kau pernah buat lalu masyarakat parcaya?” kalau boleh dikata kami mahasiswa mempunyai program yaitu, pengadaan buku, itu sudah menjadi program sejak pembentukan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kabupaten Dogiyai IPAMADO] Se-Jawa Bali tetapi sampai sekarang tidak pernah di realisasikan oleh Pemda Kabupaten Dogiyai, seakan pemerintah membatasi ruang gerak kami untuk menjalankan peogram ini dan program-program lainya, padahal disini mahasiswa sudah memunyai ide cermerlang untuk pengembangan SDM Dogiyai yang berbobot dan bermoral untuk bisa menanggapi semua masalah dengan kepala hati dingin.

“Kau selalu menilai keinerja pemerintah” ketika kita menilai dan mengkritik merupakan hal wajar agar pembangunan di semua aspek bisa berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Kalau orang yang profesional dia akan mengatakan bahwa terima kasih atas peniliaan agar kita bisa mengubah kinerja untuk membangun Dogiyai kedepan. Dan terima kasih atas kontorolnya demi mewujudkan “Dogiyai Dou Enaa”..

“Sikap dan kebijakan kau mematikan kabupaten dogiyai” jujur bahwa kami mahasiswa memunyai kerinduan, kabupaten Dogiyai harus bisa mewujudkan tujuan sesuai dengan moto Dogiyai Dou Enaa. Maka kami tidak pernah memikirkan yang sutau hal yang namanya mematikan kebijakan yang sudah dibuat, tetapi kadang manusia yang mengatakan demikian bisa saja mematikan kebijakan yang dibuatnya sendiri.

“Mari Mahasiswa tunjukan sesuatu kepada masyarakat dogiyai” sebenarnya kami ingin menunjukan kreaktivitas kami kepada masayarakat dengan memuat tentang masalah yang terjadi Dogiyai melalui media massa, dari jarak jauh lewat dunia maya, tetapi mengapa engkau batasi kami?. Untuk bertatap muka, secara empat mata dengan PEMDA Dogiyai, kami sebagai mahasiswa tidak berdaya dengan keadaan kami saat ini, karena apa yang sedang kami tekuni di rantauan inipun juga demi tercipta SDM Dogiyai, walaupun bapak memaksa untuk turun lapangan tetapi itu dibatasi oleh waktu dan jarak dan salah satu jalan yang kami tempuh hanya melalui media massa.

“Hanya datang menuntut hak tetapi tanpa melaksanakan kewajiban” kami datang menuntut hak kami dengan melakukan demostrasi pada akhir Agustus tahun lalu dan hal ini seakan mengagetkan pemerintah daerah untuk menjalankan kinerjanya. Buktinya bahwa ketika mahasiswa melakukan demonstrasi di depan kantor bupati Dogiyai, dampak positif yang kami terima adalah pemerintah Dogiyai turun melakukan pendataan di setiap kota studi. Padahal, sebelumnya dua tahun tidak berjalan entah dana pendidikan yang menjadi hak mahasisiwa lari kemana. Hal ini telah dibenarkan oleh Tim yang telah turun mendata di daerah Jawa Tengah ketika bertatap muka dengan mahasiswa, “Kapan kau pernah datang ke Dogiyai menghadap DPR dan Eksekutif” jawabanya telah terjawab di kalimat-kalimat awalnya. Kapan anda pernah turun ke Dogiyai? Sekali lagi pada bulan Agustus. Sementara itu kewajiban kami hanya menyumbangkan ide dari jauh melalui media massa, karena eksekutif maupun legislative belum pernah turun ke kota-kota studi untuk menerima sumbangan ide-ide dari mahasiswa kepada pemerintah terkait pembangunan Dogiyai.

“Kami akan lihat kenerja saudara ketika masuk sistem” kalau boleh jujur bahwa system itu sudah dibangun oleh pemerintah dan kita sudah dimakan oleh system itu sendiri dan memang ketika kita tidak memunyai kapasitas yang memadai maka sifatnya tunggu pada saat seseorang menjadi pemimpin. Semuanya adalah masalah waktu maka apa yang sedang anda jalani adalah penerapan apa yang didapat selama dibangku kuliahmu, tetap mahasiswa tidak berjanji tetapi akan berusaha mengubah sistem karena setiap pergantian orang-orang dibirokrasi pasti sistemnya pun ikut berubah.

“Kau punya nasib sementara ada di pemerintah Dogiyai” kami sebagai mahasiswa kabupaten Dogiyai atau generasi penerus kedepan kabupaten Dogiyai memunyai nasib tergantung pertama-tama pada kedua orang tua kami, lalu kekurangan kami akan dilengkapi oleh pemerintah daerah ketika ada kepedulian. Kami belum pernah sadar bahwa kami memunyai hak dan nasib kami.

“Kau punya kontribusi apa terhadap kabupaten Dogiyai selama menjadi mahasiswa” kami punya kontibusi terhadap kabupaten Dogiyai yaitu, pengadaan buku yang sudah dijelaskan di paragraph awal yang tak pernah kunjung datang. Yang jelas ini masalah waktu kontribusimu terhadap dogiyai sedang dijalani tetapi kita janji tetapi kita akan berusaha untuk melakukan yang terbaik. Karena sedang kami jalani disaat ini adalah akan menjadi sumbangan kontribusi SDM Dogiyai.

“Kau tidak boleh ikut tes di Dogiyai dan pergi tes ke tempat lain” Sang Kalik sungguh luar biasa karena dia telah menciptakan planet bumi, dan membagi setiap manusia dan menempatkan setiap daerah dengan kekayaan alam yang berbeda-beda. Hal itupun terjadi di kabupaten Dogiyai, marga atau klen yang ada di kabupaten Dogiyai yaitu dia memunyai tanah Dogiyai. Oleh sebab itu, kami setelah menyelesaikan study pasti akan balik untuk membangun kabupaten Dogiyai dengan tegas mengatakan. Mengapa? Karena hidup itu ibarat roda mobil yang berputar jadi sekarang anda berada di atas dengan jabatan lima tahun tetapi suatu saat anda akan dibawah. Intinya Dogiyai milik kita bersama, kalau bukan kita siapa lagi?

Semoga Kita Introspeksi pada diri kita sendiri untuk menuju Perubahan yang diindam-idamkan itu terjadi dengan nyata....
BACA TRUZZ... - Pejabat Dogiyai “Tak Punya Identitas” Mengancam Kritikan Mahasiswa Dogiyai Jawa dan Bali Melalui Media Massa

Mahasiswa Dogiyai Minta Penetapan APBD Harus Transparan

Senin, Februari 07, 2011


JUBI --- Hasil pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Dogiyai Tahun 2011 yang dilaksanakan beberapa waktu lalu di Moanemani, masih belum diketahui publik. Meski saat ini masih dikonsultasikan ke Pemerintah Provinsi Papua, seharusnya dibuka agar diketahui masyarakat luas.
“Tidak adanya transparansi anggaran yang jelas membingungkan publik bahwa sebenarnya Dogiyai ini sedang diarahkan kemana,” ujar mahasiswa asal Dogiyai, Emanuel Tebay, Sabtu (5/2). Dikatakan, pihak Eksekutif maupun Legislatif mestinya tidak menjadikan hasil pembahasan APBD tersebut sebagai dokumen pribadi. “Apapun yang dibahas dan ditetapkan pada sidang parpurna dewan, seharusnya dipublikasikan.”

Badan Pengurus Harian Ikatan Pelajar Mahasiswa Dogiyai (BPH IPMADO) se-Jawa dan Bali, Mateus Ch. Auwe, menjelaskan, dalam sebuah pertemuan yang dihadiri mahasiswa dari beberapa kota studi di Jawa mengemuka sejumlah poin terkait kebijakan di daerah yang dianggap krusial. Salah satunya, belum transparannya pembahasan pada sidang APBD tahun anggaran 2011.

IPMADO juga lebih menyoroti anggaran di bidang pendidikan yang isunya telah dianggarkan Rp4 Miliar. “Itu juga sebatas isu, sebab sampai sekarang tidak jelas besaran dana yang dianggarkan itu berapa,” lanjut Auwe.

Untuk itu, diharapkan segera menginformasikan secara transparan kepada publik tentang APBD Kabupaten Dogiyai Tahun 2011. Mahasiswa Dogiyai juga mendesak Pemerintah dan DPRD Kabupaten Dogiyai menemui seluruh mahasiswa di salah satu kota studi untuk mengklarifikasi tranparansi anggaran pembangunan tahun 2011.

“Selama dua hal itu belum dilakukan, anggota IPMADO menolak dengan tegas pemberian bantuan pendidikan melalui nomor rekening kami,” ujarnya.
Tim Peduli Kesejahteraan Mahasiswa Dogiyai se-Indonesia yang dibentuk pada pertemuan tersebut, menegaskan bahwa transparansi dana APBD Kabupaten Dogiyai Tahun 2011 harus dilakukan sebelum Maret atau paling lambat Mei 2011. “Bila tidak segera ditanggapi, seluruh mahasiswa Dogiyai sepakat aksi besar-besaran di Moanemani pada Juni-Juli nanti.”

Ancaman serupa dilontarkan Sekretaris Jenderal IPMADO se-Jawa dan Bali, Ones B. Yobee. “Itu memang hasil kesepakatan bersama, bahwa kami akan turun demo, jika dalam waktu dekat tidak ada respon dari pemerintah daerah,” tegasnya saat dikonfirmasi JUBI.

Sebelumnya, 21 Agustus 2010 silam, ratusan mahasiswa Dogiyai yang sedang kuliah di sejumlah kota studi di seluruh Indonesia melakukan aksi demonstrasi di halaman Kantor Bupati Dogiyai untuk menuntut beasiswa sebagaimana dijanjikan pemerintah daerah melalui salah satu pejabat teras kabupaten itu. (Markus You)
sumber:http://tabloidjubi.com/index.php/daily-news/seputar-tanah-papua/10869--mahasiswa-dogiyai-minta-penetapan-apbd-harus-transparan
BACA TRUZZ... - Mahasiswa Dogiyai Minta Penetapan APBD Harus Transparan

 
 
 

Pengikut

Daftar Isi