Oleh; Frans Tomoki Kedeikoto*)Mahasiswa adalah sosok yang selalu dinilai memiliki idealisme. Sikap kritis dan kepekaan sosial menjadi karakter khas mahasiswa. Memang benar mahasiswa memiliki peran signifikan dalam laju perjalanan bangsa, namun bukan berarti mahasiswa tanpa cela. Secara faktual, mahasiswa terbagi dalam dua tipe: ordinary student atau extraordinary student. Mahasiswa biasa-biasa saja atau mahasiswa luar biasa. Benarkah mahasiswa akan berkiprah nyata dan peduli pada kehidupan bangsa? Berperankah mahasiswa dalam mengontrol roda pemerintahan?
Mahasiswa tipe ordinary student adalah mahasiswa yang pasif. Menurut Dwi Budiyanto (2005), mahasiswa tipe ini adalah mahasiswa yang enggan terlibat dalam aktivitas perubahan sosial. Mahasiswa tipe ordinary student tidak memiliki kepekaan terhadap kondisi di tengah masyarakat. Mahasiswa tipe ini bukan berarti tidak memiliki potensi dan kapasitas. Mungkin memiliki kapasitas, namun mahasiswa tipe ini enggan mananggung resiko-resiko untuk menjadi bagian dari perubahan.
Mahasiswa tipe ordinary student seperti disindir Saratri Wilonoyudho (2008) yang terjebak di dunia “kapitalistik”. Berangkat ke kampus sekadar ”ritual” saja, tanpa niat tulus untuk mengembangkan intelektualitasnya. Indikatornya adalah malasnya mengerjakan tugas, malas membeli buku, malas membaca, malas menulis, malas berdiskusi dalam kelas, dan lain-lain. Mahasiswa hanya sibuk menyembah simbol-simbol keilmuan tanpa ”nafsu” dan perasaan untuk mengembangkannya. Targetnya sederhana, dapat ”simbol” intelektual yang berupa ijazah, diterima bekerja di pabrik dengan harapan hidup kaya raya sebagaimana diajarkan di TV-TV swasta negeri ini. Pertanyaannya, seberapa besar prosentase mahasiswa tipe ordinary student?
Sebagai bagian dari pemuda yang memperoleh pendidikan tinggi, mahasiswa dituntut mampu berperan lebih. Mahasiswa tipe ordinary student tidak akan memberikan kontribusi positif bagi setiap upaya perbaikan kehidupan bangsa dan negara. Tentu saja, refleksi kritis perlu dilakukan mahasiswa dengan mempertanyakan eksistensi dirinya dalam arus perubahan sosial. Mahasiswa dituntut menjadi mahasiswa tipe extraordinary student yang selalu memiliki idealisme, sikap kritis, kepekaan dan kepedulian sosial, dan keberanian menyatakan kebenaran. Jalannya roda pemerintahan merupakan salah satu bagian dari ruang kontribusi mahasiswa. Menyaksikan fakta pemerintahan yang belum sepenuhnya berjalan baik dan berpihak pada kemaslahatan masyarakat, mahasiswa perlu bertanggung jawab melakukan kontrol lewat sikap kritis- konstruktif.
Dalam mengawal jalannya pemerintahan, mahasiswa tidak saja berhenti pada aksi demonstrasi semata, namun juga dituntut mampu memberikan tawaran-tawaran solutif terhadap permasalahan bangsa. Maka, pusat analisis dan kajian kebijakan perlu didirikan dalam gerakan/organisasi kemahasiswaan. Sisi intelektualitas mahasiswa perlu ditunjukkan dengan menguasai permasalahan dan strategi pemecahannya. Hubungan interaktif gerakan/ organisasi kemahasiswaan dengan pemerintah perlu dijalin. Untuk mengontrol pemerintah, mahasiswa tak ada salahnya mendesak pemerintah untuk mengadakan temu interaktif dengan pihak mahasiswa. Selain itu, mahasiswa sudah saatnya berani “berperang” dengan tulisan dalam mengkritisi dan mengawasi jalannya pemerintahan. Siapkah mahasiswa memiliki sikap kritis-konstruktif terhadap jalannya pemerintahan?
Penulis adalah Senior IPMADO Se-Jawa dan Bali
- Kategori Mahasiswa dan Pengaruh Prubahan Sosial
Oleh, Fr. Marius GooHidup manusia tentu tak berpisah dari dari perkembangan itu sendiri, perkembangan selalu saja terjadi dan dialami oleh setiap orang entah secara pribadi entah secara bersama-sama. Perkembangan tersebut bisa ke arah positif juga bisa ke arah negatif. Semua perkembangan tentu ada dampak atau pengaruhnya, sehingga diharapkan kepada manusia mau dan tidak harus menanggapinya, entah tanggapinya secara langsung yakni penyampaian dengan kata-kata, juga pengampaian tidak langsung yakni melalui media entah tulisan di media masa juga di buku-buku. Penyampaian langsung dengan kata-kata ini sekali dengar serta bisa lupa dan bisa terus-menerus mengingatnya jika disampaikan secara turun-temurun dan dari generasi ke generasi berikutnya. Selain itu penyampaian tidak lansung yakni dengan menggunakan media-media yakni; Koran, majalah dan buku-buku, cara ini bisa dipergunakan turun-temurun dan bisa dilihat pada saat kapan dan dimana saja jika memiliki media-media tersebut.
Perkembangan yang disampaikan melalui sarana tulis-menulis dapat diketahui oleh siapa saja yang tahu membaca juga memiliki buku atau media tersebut seperti, Koran, majalah, buleting dan lainnya. Bukan berarti hanya memiliki sarana tersebut saja, tetapi apa yang dimiliki tersebut harus dibaca hingga mengetahui isi buku tersebut sehingga bisa tahu kemana sedang dituju dengan pembangunan atau perkembangan yang sedang terjadi, terutama bisa menilai perkembangan kearah positif atau kearah negatif. Setelah mengetahui seluk-beluk perkembangan hingga jika perkembangan yang terjadi ke arah negatif bisa diarahkan kearah yang positif, sedangkan yang positif tetap dipertahankan hingga tidak terjerumus atau berubah ke dalam perkembangan pada arah yang negatif.
Namun sangat disayangkan bahwa masyarakat Dogiyai minat membaca masih sangat minim, walaupun kaum intelek telah menyampaikan perkembangan Dogiyai melalui tulisan-tulisan, baik mengenai perkembangan yang sudah terjadi juga memberitahukan para pemerintah cara bagaimana masyarakat Dogiyai di arahkan kepada arah perkembangan yang lebih baik dan lebih membangun. Semua masyarakat juga pemerintah lebih banyak waktu digunakan untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dan merusak. minat membaca dikatakan sangat minim, apalagi menuliskan realita yang sedang terjadi di atas negri kabupaten Dogiyai yang baru saja dimekarkan.
Dengan melihat kurangnya minat pembaca dan penulis, realita yang sedang terjadi di Dogiyai mengalir begitu saja artinya karena kepada pemerintah tidak dikritik atau tidak dipublikasikan perbuatannya, maka pemerintah dapat berbuat seenaknya.
Wallaupun ada yang berusaha merumuskan dan mempublikasikannya tetapi masyarakat juga pemerintah sendiri tidak membacanya, sekalipun ada sebagian pemerintah yang membaca tetapi apa yang ditulis sedikit ke arah kritik pemerinttah berubah musim wajahnya menjadi muram. Keadaan ini menunjukan bahwa, pemerintah sendiri tidak mau menerima kritikan (tidak mau dikritik) dari orang lain, terutama jika seorang mahasiswa mengiritik atau memberontak kepada pemerintah entah secara langsung melalui demonsrasi entah secara tidak langsung melalui tulisan. Dan jika terjadi demikian, pemerintah langsung mengambil suatu kesimpulan dan memberi stigma kepada orang itu sebagai pemberontak dan pengiritik.
Akibat dari stigma ini mahasiswa itu tidak diterima pada saat terjadi tes penerimaan pegawai dan memusuhi orang itu sampai saling memaafkan juga saling menghabiskan nyawa. pada hal Bagi saya secara pribadi, saya menyadari bahwa sebenarnya kritik atau pemberontakan yang dibuat para mahasiswa juga sekelompok masyarakat tersebut sesuatu yang sangat baik dan harus diberi jempol, sebab melalui perbuatan tersebut memberikan jalan keluar atau membantu para pemerintah agar dapat menginstrospeksi diri dan membangun daerahnya ke arah yang lebih efisien. Selain itu melalui tulisannya tentang realita pada saat ini dapat dikenang pada hari-hari mandatang, serta dijadikannya sebagai pedoman pada kehidupan mendatang bagi peminat baca.
Orang Dogiyai yang sedang mengidam-idamkan dirinya mau terjung ke dalam dunia tulis-menulis dan membaca adalah betapa mulia dan indah tugasnya. Dimana ia bisa memberikan laporan yang benar dan sebanyak-banyaknya kepada masyarakatnya. Selain itu, melalui tulisan-tulisan yang digoreskan di atas kertas bisa memberikan kekayaan harta karung bagi warga sekitarnya, sebab kekayaan itu dapat dipergunakan selamanya selagi masih bisa difungsikan, oleh mereka yang punya minat yang tinggi dalam dunia membaca. Kepada orang Dogiyai selamat mengembangkan “minat membaca dan membaca dan membaca.” Hingga goresan huruf menutupkan mata, hati dan rationya.
- KETIDAKTAHUAN PERKEMBANGAN DOGIYAI KARENA KURANGNYA MINAT MENULIS DAN MEMBACA ORANG DOGIYAI
Yogyakarta- Ikatan Pelajar dan Mahasiswa asal Dogiyai yang berdomisi di Kota Study Yogyakarta dan Solo telah mengelar kegiatan Re-Organisasi IPMADO JOGLO, sesuai dengan AD/ART bahwa kepengurusan lama telah berakhir masa jabatanya dengan periode 30 Januari 2009 sampai 30 Januari 2011, dan kepengurusan baru akan dilanjutkan mulai periode 30 Februari 2011 berakhir masa jabatannya 30 Februari 2013, kegiatan ini digelar di Kontrakan Dogiyai “Emaaowa” [2/19], pukul 10;00 sampai 04:00 WIB, dihadiri oleh 75 % peserta dari sekian banyak mahasiswa asal Dogiyai yang ada di Yogyakarta-Solo.
Acara Re-Organisasi IPMADO Joglo berjalan lancar sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, dalam acara ini telah dibahas beberapa agenda diantaranya, pertama Laporan pertanggungjawaban BPH IPMADO Joglo Lama, kedua Pembahasan AD/ART, ketiga Pemilihan Ketua BPH baru IPMADO Joglo. “Kegiatan Re-Organisasi ini dilaksanakan dalam sehari, karena masih memunyai agenda besar yaitu Re-Organisasi IPMADO Pusat [IPMADO] Se-Jawa dan Bali agar pelantikan setiap ketua di kota Study di Jawa dan Bali ” dan ini dilakukan sekaligus dalam menyukseskan kongres IPMADO Se-Jawa dan Bali yang akan digelar tanggal 24-26 Februari 2011. Kata Jhon B.Dimi sebagai Ketua Badan Formatur Se-Jawa dan Bali Sekaligus IPMADO Joglo.
Dua agendapun berlalu, kini memasuki pada agenda ketiga yakni pemilihan Badan Pengurus Harian yang baru dalam agebda yang ketiga pertama-tama dilakukan pemaparan visi misi ketiga kandidat yaitu, 1. Yohanes Kuayo, 2. Moses Tebay 3. Perdinan Adii. Pemilihan dilaksanakan dengan cara voting dengan jumlah peserta yang hadir. Setalah perhitungan suara dilaksanakan akhirnya dimenangkan Oleh Yohanes Kuayo. Yohanes Kuayo menjadi Ketua, Moses Sebagai Sekertaris dan Perdinan sebagai Sekertaris. “ Paguyuban Dogiyai milik kita Mahasiswa dogiyai maka semua kebijakan kita akan mengambil keputusan sama-sama” lanjut Melalui Organisasi Dogiyai ini mempersiapkan SDM [sumber daya Manusia] kabupaten Dogiyai ke depan. saya siap dikritik oleh anggota, namun kritikan yang membangun. hal ini demi menciptakan keharmonisan dalam IPMADO Joglo serta untuk mempersiapkan diri kita ke depan.Kata Yohanes Kuayo kepada redaksi Egedy News.
Kegiatan Re-Organisasi IPMADO Joglo ditutup dengan sambutan oleh Ketua terpilih dan sekaligus serah terima jabatan secara simbolis dari ketua BPH lama Yanuarius Goo kepada Yohanes Kuayo ketua baru yang terpilih. Sebagai umat kristiani telah menutup semua rangkaian kegiatan dengan doa yang dipimpin oleh Delpian Iyowau, [Agustinus Dogomo]
- IPMADO JOGLO Gelar Re-Organisasi
Hari Jumat 11/02, pada pukul 12. 50 WIB HP milik Mateus Ch. Auwe [Ketua IPMADO Se-Jawa dan Bali] berdering menandakan ada panggilan masuk. Pangilan nomor baru tersebut ketika diangkat, langsung dijemput dengan penekanan nada-nada bahasa yang kasar. Diawal pembicaraan tak menyebutkan identitasnya, walaupun beberapa kali menanyakan identitas dirinya.
Dari semua pembicaraan tersebut kami menyimpulkan bahwa seorang pejabat Dogiyai yang tak punya identitas tersebut membatasi ruang demokrasi [hak orang lain untuk berbicara]. Juga ia seakan-akan menyamakan status Mahasiswa dengan pejabat Daerah. Arah pembicarannya pun seakan menunjuk seseorang secara pribadi tanpa melihat kapasitas orang tersebut dalam BPH IPMADO Se-Jawa dan Bali, yang perlu diketahui bahwa, seorang ketua dalam suatu organisasi atau badan akan berbicara kepada publik atas nama organisasi atau badan yang ia pimpin, maka segala kritik, saran yang dilansir dalam media masa akhir-akhir ini, merupakan sebuah hasil dari forum dalam IPMADO Se-Jawa dan Bali. Sebagai seorang intelek, seharusnya ia tahu tentang seluk-beluk dalam sebuah organisasi atau badan. Pembicaraan yang berlangsung sengit inipun ditanggapi secara emosional, walaupun kami tahu bahwa ia pernah menempuh dunia pendidikan alias seorang intelek. Dan segala pembicaraan melalui telepon seluler tersebut kami tanggapi dengan kepala dingin.
Pembicaraan ini langsung ditanggapi oleh BPH IPMADO Se-Jawa dan Bali dengan Tim Peduli Kesejahteraan Mahasiswa Dogiyai yang dibentuk belum lama ini, dengan membuat forum untuk menanggapi pembicaraan oknum pejabat Dogiyai tersebut.
Berikut adalah tanggapan-tanggapan kami atas kutipan-kutipan bahasa yang berhasil kami rekam saat pembicaraan ini berlangsung melalui telpon seluler,
“Ade punya konsep luar biasa ade belajar ilmu dari mana?” ketika mahasiswa diminta konsep untuk membangun suatu daerah, maka itu akan menjadi tugas kami sesuai dengan Ilmu dan pengalaman akan kami tekuni selama kuliah tetapi, harus kita tanya balik juga bahwa yang mengatakan kata tersebut apakah dirinya sudah memunyai konsep sejak dia kuliah dan konsep tersebut sekarang sedang diterapkan di Dogiyai?
“Mencari kepentingan belaka seseorang itu biasa dimana-mana” memang mementingkan diri itu ada karena ini masalah perut, tetapi kami atas nama mahasiswa ketika memberikan masukan untuk suatu pembangunan di daerah itu adalah bukan mencari kepentingan pribadi belaka tetapi Dogiyai ke depan kita yang akan membangun. sehingga, kami merasa perlu untuk memberikan masukan dan tidak bermaksud merusak kinerja pemerintah Dogiyai. Dan perlu juga mengetahui sebagai apa posisi seseorang saat ini.
“Kau tidak mungkin membangun kabupaten dogiyai kondisi seperti begini” untuk membagun daerah adalah tugas dan fungsi pemerintah kabupaten Dogiyai. Oleh sebab itu, tidak ada keluhan ketika ada yang memberikan masukan atau kritikan, walaupun kritikan pedas sekalipun, itu merupakan resiko demi membangun suatu daerah pemekaran baru ke arah yang lebih baik.
“Kau bicara itu pake otak jangan pake pantat” sebagai orang yang berintelaktual tidak pantas untuk melontarkan kata tersebut. Mengapa? karena dia berbicara seperti orang yang belum pernah menempuh dunia pendidikan. Pesan orang harus bersaing secara sehat lalu emosional dikendalikan agar arah pembicaranya teratur dan terarah.
“Kau punya kapasitas apa di Dogiyai maka kau mempublikasikan ke madia masa nasional maupun internasional? [yang dimaksud media massa nasional dan internasional adalah media massa elektronik, setahu kami media massa yang kami publikasikan adalah media massa loka]” yang jelas bahwa berita tentang Dogiyai adalah menyangkut lokal dan tidak mungkin dipublikasikan di media internasional dan mungkin adalah beritanya dibaca oleh orang-orang dunia internasional melalui media massa elektronik kalau orang yang pernah membaca media local. Dan intinya kami lansirkan kritik, saran dan masukan membangun buat PEMDA Dogiyai selama ini melalui media lokal.
“Kau itu, orang baru berkembang tahu diri” aspirasi yang kami naikan merupakan semua ide-ide Mahasiswa Dogiyai Se-Jawa dan Bali. Kita mahasiswa tahu diri, oleh sebab itu jangan membatasi kami mengkritik untuk membangun. Kami sadar bahwa kami adalah pemeang estafet pembangunan untuk membangun kabupaten Dogiyai ke depan maka kami memberikan masukan yang membangun karena kami peduli terhadap Dogiyai menuju terciptanya Motto ‘Dogiyai Dou Enaa”.
“Masyarakat menilai kau itu gagal total” pernyataan ini seharus jangan dikeluarkan sekarang tetapi keluarkan setelah kita telah menjalani masa jabatan dan dinyatakan tidak berhasil, hal itu akan terbukti ketika kita evaluasi kinerja pemerintahan suatu daerah selama masa jabatannya. Jadi intinya, dia terlalu cepat mengatakan tetapi itulah namanya di zaman sekarang, zaman moderen makanya pola berpikirnya serba instant.
“Hal apa yang kau pernah buat lalu masyarakat parcaya?” kalau boleh dikata kami mahasiswa mempunyai program yaitu, pengadaan buku, itu sudah menjadi program sejak pembentukan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kabupaten Dogiyai IPAMADO] Se-Jawa Bali tetapi sampai sekarang tidak pernah di realisasikan oleh Pemda Kabupaten Dogiyai, seakan pemerintah membatasi ruang gerak kami untuk menjalankan peogram ini dan program-program lainya, padahal disini mahasiswa sudah memunyai ide cermerlang untuk pengembangan SDM Dogiyai yang berbobot dan bermoral untuk bisa menanggapi semua masalah dengan kepala hati dingin.
“Kau selalu menilai keinerja pemerintah” ketika kita menilai dan mengkritik merupakan hal wajar agar pembangunan di semua aspek bisa berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Kalau orang yang profesional dia akan mengatakan bahwa terima kasih atas peniliaan agar kita bisa mengubah kinerja untuk membangun Dogiyai kedepan. Dan terima kasih atas kontorolnya demi mewujudkan “Dogiyai Dou Enaa”..
“Sikap dan kebijakan kau mematikan kabupaten dogiyai” jujur bahwa kami mahasiswa memunyai kerinduan, kabupaten Dogiyai harus bisa mewujudkan tujuan sesuai dengan moto Dogiyai Dou Enaa. Maka kami tidak pernah memikirkan yang sutau hal yang namanya mematikan kebijakan yang sudah dibuat, tetapi kadang manusia yang mengatakan demikian bisa saja mematikan kebijakan yang dibuatnya sendiri.
“Mari Mahasiswa tunjukan sesuatu kepada masyarakat dogiyai” sebenarnya kami ingin menunjukan kreaktivitas kami kepada masayarakat dengan memuat tentang masalah yang terjadi Dogiyai melalui media massa, dari jarak jauh lewat dunia maya, tetapi mengapa engkau batasi kami?. Untuk bertatap muka, secara empat mata dengan PEMDA Dogiyai, kami sebagai mahasiswa tidak berdaya dengan keadaan kami saat ini, karena apa yang sedang kami tekuni di rantauan inipun juga demi tercipta SDM Dogiyai, walaupun bapak memaksa untuk turun lapangan tetapi itu dibatasi oleh waktu dan jarak dan salah satu jalan yang kami tempuh hanya melalui media massa.
“Hanya datang menuntut hak tetapi tanpa melaksanakan kewajiban” kami datang menuntut hak kami dengan melakukan demostrasi pada akhir Agustus tahun lalu dan hal ini seakan mengagetkan pemerintah daerah untuk menjalankan kinerjanya. Buktinya bahwa ketika mahasiswa melakukan demonstrasi di depan kantor bupati Dogiyai, dampak positif yang kami terima adalah pemerintah Dogiyai turun melakukan pendataan di setiap kota studi. Padahal, sebelumnya dua tahun tidak berjalan entah dana pendidikan yang menjadi hak mahasisiwa lari kemana. Hal ini telah dibenarkan oleh Tim yang telah turun mendata di daerah Jawa Tengah ketika bertatap muka dengan mahasiswa, “Kapan kau pernah datang ke Dogiyai menghadap DPR dan Eksekutif” jawabanya telah terjawab di kalimat-kalimat awalnya. Kapan anda pernah turun ke Dogiyai? Sekali lagi pada bulan Agustus. Sementara itu kewajiban kami hanya menyumbangkan ide dari jauh melalui media massa, karena eksekutif maupun legislative belum pernah turun ke kota-kota studi untuk menerima sumbangan ide-ide dari mahasiswa kepada pemerintah terkait pembangunan Dogiyai.
“Kami akan lihat kenerja saudara ketika masuk sistem” kalau boleh jujur bahwa system itu sudah dibangun oleh pemerintah dan kita sudah dimakan oleh system itu sendiri dan memang ketika kita tidak memunyai kapasitas yang memadai maka sifatnya tunggu pada saat seseorang menjadi pemimpin. Semuanya adalah masalah waktu maka apa yang sedang anda jalani adalah penerapan apa yang didapat selama dibangku kuliahmu, tetap mahasiswa tidak berjanji tetapi akan berusaha mengubah sistem karena setiap pergantian orang-orang dibirokrasi pasti sistemnya pun ikut berubah.
“Kau punya nasib sementara ada di pemerintah Dogiyai” kami sebagai mahasiswa kabupaten Dogiyai atau generasi penerus kedepan kabupaten Dogiyai memunyai nasib tergantung pertama-tama pada kedua orang tua kami, lalu kekurangan kami akan dilengkapi oleh pemerintah daerah ketika ada kepedulian. Kami belum pernah sadar bahwa kami memunyai hak dan nasib kami.
“Kau punya kontribusi apa terhadap kabupaten Dogiyai selama menjadi mahasiswa” kami punya kontibusi terhadap kabupaten Dogiyai yaitu, pengadaan buku yang sudah dijelaskan di paragraph awal yang tak pernah kunjung datang. Yang jelas ini masalah waktu kontribusimu terhadap dogiyai sedang dijalani tetapi kita janji tetapi kita akan berusaha untuk melakukan yang terbaik. Karena sedang kami jalani disaat ini adalah akan menjadi sumbangan kontribusi SDM Dogiyai.
“Kau tidak boleh ikut tes di Dogiyai dan pergi tes ke tempat lain” Sang Kalik sungguh luar biasa karena dia telah menciptakan planet bumi, dan membagi setiap manusia dan menempatkan setiap daerah dengan kekayaan alam yang berbeda-beda. Hal itupun terjadi di kabupaten Dogiyai, marga atau klen yang ada di kabupaten Dogiyai yaitu dia memunyai tanah Dogiyai. Oleh sebab itu, kami setelah menyelesaikan study pasti akan balik untuk membangun kabupaten Dogiyai dengan tegas mengatakan. Mengapa? Karena hidup itu ibarat roda mobil yang berputar jadi sekarang anda berada di atas dengan jabatan lima tahun tetapi suatu saat anda akan dibawah. Intinya Dogiyai milik kita bersama, kalau bukan kita siapa lagi?
Semoga Kita Introspeksi pada diri kita sendiri untuk menuju Perubahan yang diindam-idamkan itu terjadi dengan nyata....
- Pejabat Dogiyai “Tak Punya Identitas” Mengancam Kritikan Mahasiswa Dogiyai Jawa dan Bali Melalui Media Massa
JUBI --- Hasil pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Dogiyai Tahun 2011 yang dilaksanakan beberapa waktu lalu di Moanemani, masih belum diketahui publik. Meski saat ini masih dikonsultasikan ke Pemerintah Provinsi Papua, seharusnya dibuka agar diketahui masyarakat luas.
“Tidak adanya transparansi anggaran yang jelas membingungkan publik bahwa sebenarnya Dogiyai ini sedang diarahkan kemana,” ujar mahasiswa asal Dogiyai, Emanuel Tebay, Sabtu (5/2). Dikatakan, pihak Eksekutif maupun Legislatif mestinya tidak menjadikan hasil pembahasan APBD tersebut sebagai dokumen pribadi. “Apapun yang dibahas dan ditetapkan pada sidang parpurna dewan, seharusnya dipublikasikan.”
Badan Pengurus Harian Ikatan Pelajar Mahasiswa Dogiyai (BPH IPMADO) se-Jawa dan Bali, Mateus Ch. Auwe, menjelaskan, dalam sebuah pertemuan yang dihadiri mahasiswa dari beberapa kota studi di Jawa mengemuka sejumlah poin terkait kebijakan di daerah yang dianggap krusial. Salah satunya, belum transparannya pembahasan pada sidang APBD tahun anggaran 2011.
IPMADO juga lebih menyoroti anggaran di bidang pendidikan yang isunya telah dianggarkan Rp4 Miliar. “Itu juga sebatas isu, sebab sampai sekarang tidak jelas besaran dana yang dianggarkan itu berapa,” lanjut Auwe.
Untuk itu, diharapkan segera menginformasikan secara transparan kepada publik tentang APBD Kabupaten Dogiyai Tahun 2011. Mahasiswa Dogiyai juga mendesak Pemerintah dan DPRD Kabupaten Dogiyai menemui seluruh mahasiswa di salah satu kota studi untuk mengklarifikasi tranparansi anggaran pembangunan tahun 2011.
“Selama dua hal itu belum dilakukan, anggota IPMADO menolak dengan tegas pemberian bantuan pendidikan melalui nomor rekening kami,” ujarnya.
Tim Peduli Kesejahteraan Mahasiswa Dogiyai se-Indonesia yang dibentuk pada pertemuan tersebut, menegaskan bahwa transparansi dana APBD Kabupaten Dogiyai Tahun 2011 harus dilakukan sebelum Maret atau paling lambat Mei 2011. “Bila tidak segera ditanggapi, seluruh mahasiswa Dogiyai sepakat aksi besar-besaran di Moanemani pada Juni-Juli nanti.”
Ancaman serupa dilontarkan Sekretaris Jenderal IPMADO se-Jawa dan Bali, Ones B. Yobee. “Itu memang hasil kesepakatan bersama, bahwa kami akan turun demo, jika dalam waktu dekat tidak ada respon dari pemerintah daerah,” tegasnya saat dikonfirmasi JUBI.
Sebelumnya, 21 Agustus 2010 silam, ratusan mahasiswa Dogiyai yang sedang kuliah di sejumlah kota studi di seluruh Indonesia melakukan aksi demonstrasi di halaman Kantor Bupati Dogiyai untuk menuntut beasiswa sebagaimana dijanjikan pemerintah daerah melalui salah satu pejabat teras kabupaten itu. (Markus You)
sumber:http://tabloidjubi.com/index.php/daily-news/seputar-tanah-papua/10869--mahasiswa-dogiyai-minta-penetapan-apbd-harus-transparan
- Mahasiswa Dogiyai Minta Penetapan APBD Harus Transparan
Oleh; Didimus Dogomo*)
Momen 5 tahun Pemilihan untuk memilih bakal caleg colon sebagai Pemimpin masyarakat kabupaten dogiyai merupakan gambaran bermakna dan kesempatan yang sah bagi masyarakat kabupaten dogiyai itu sendiri. Agar lebih peka dalam memilih para bakal colon bupati, yang notabene adalah para politisi, apakah kelak akan memperhatikan nasib masyarakat kabupaten dogiyai?
Persoalannya, Pemilihan para bakal calon pemimpin pada saat ini bukanlah pesta demokrasi seperti pemahaman era Orde Baru tempo dulu.Pengertiannya telah tergerus oleh tuntutan zaman. Zaman reformasi yang lebih mengedepankan kedaulatan berada di tangan rakyat.
Pemilihan bakal calon pemimpin daerah saat ini lebih mengarah dan seharusnya demikian sebagai bentuk “penghakiman”, masyarakat terhadap politisi – politisi busuk, maka masyarakat kabupaten dogiyai berhak untuk menentukan apakah si bakal calon pemimpin yang akan mencalonkan diri dalam pilkada tersebut memenuhi syarat menjadi pemimpin nomor satu untuk masyarakat kabupaten dogiyai. Tanpa memandang dari daerah atau Kabupaten manapun asalnya. Baik itu bakal calon pemimpin muda maupun bakal calon tua yang bermimpi dan kelak akan mendapat mandat dari masyarakat kabupaten dogiyai,berdasarkan bekal suara terbanyak.
Asalkan para bakal calon pemimpin tersebut berkompetisi secara sehat, meski kami mahasiswa sejawa - bali meyakini bahwa, akan ada banyak trik dan intrik yang dilakukan oleh bakal calon itu sendiri. Karenanya masyarakat harus “kritis” menyikapi pilihannya, agar tidak lagi terjebak memilih “Politisi Busuk” yang tidak pernah memperhatikan nasib masyarakat kabupaten dogiyai selama kabupaten dogiyai menjadi kabupaten karateker.
Indikator Politisi Busuk
Indicator politisi busuk belum ada referensi baku yang menjabarkan criteria seorang figur dikatakan politisi busuk. Penamaan “busuk” di sini,lebih kepada istilah kekecewaan yang dilekatkan oleh masyarakat terhadap pemimpin – pemimpin daerah sebelumnya.
Pertama, fakta bicara, bahwa masyarakat kabupaten dogiyai sangat kecewa terhadap pejabat – pejabat daerah masa kepemimpinan Drs .AP You selama sepuluh tahun lalu, tidak jelas konstribusinya kepada masyarakat Kamuu dan Mapia. Mereka hanya datang pada saat membutuhkan suara masyarakat kamuu dan mapia dengan janji-janji kosong dan palsu. Setelah menduduki jabatan terpenting /terpilih justru jarang datang mengunjungi masyarakat yang dipilihnya, apalagi mewujudkan janji-janji pada saat mencari suara.
Kedua, kecewa akibat kinerja yang buruk pada saat menjabat sebagai kepala dinas kabupen dogiyai. Contoh kecil seperti Penyaluran dana pembangunan yang tidak transparansi selama kabupaten dogiyai menjadi kabupten karateker. Semua dana pembangunan dan dana pendidikan dialihkan guna kepentingan pribadi untuk pencalonan pilkalda.
Ketiga, para politis busuk adalah mereka yang cenderung memperkaya diri tanpa mempedulikan Disposisi atau Rekomendasi atasan yang harus diperjuangkannya. Mereka menjadikan lembaga pemerintahan sebagai alat tempat untuk melakukan kolusi dan cenderung korup. Hal ini dilakukan secara terang – terangan selama dua tahun di kabupaten dogiyai secara sistematis, rapi, dan terencana; seperti ambil bagian dalam proyek-proyek pemerintah (menjadi makelar proyek internal).
Dan yang paling mengecewakan, karena sebagai pemimpin masyarakat mereka justru tidak menunjukkan sikap teladan kepada masyarakat yang dipilihnya. Misalnya terlibat masalah perilaku amoral, skandal asusila, praktek KKN serta tindak criminal lainnya.
Partisipasi Masyarakat kabupaten dogiyai dalam Pemilihan Pilkada
Partisipasi masyarakat kabupaten dogiyai dalam memilih merupakan hak masyarakat yang dijamin oleh Undang-Undang. Masyarakat kabupaten dogiyai perlu menyadari dan menggunakan hak pilihnya agar dapat merubah keadaan Ekonomi masyarakat menuju kemakmuran,dan bakal Caleg yang pernah mengecewakan jangan dipilih lagi.
“Cara menilai bakal caleg yang belum pernah ikut pemilu
diperlukan sikap pro aktif masyarakat kabupaten dogiyai untuk mencari tahu bakal Caleg tersebut pada saat para bakal Caleg bersosialisasi kedesa – desa, perlu dipertanyakan motivasi dan niat yang
melatarbelakangi keinginannya menjadi Pemimpin daerah secara jujur. Jawaban mereka nantinya bisa dijadikan bahan ukuran, bahan penilaian, apakah mereka memiliki niat dan wawasan yang cukup untuk bertindak/memiliki kemampuan sebagai pemimpin nomor satu untuk kabupaten dogiyai yang mampu membawa masyarakat kabupaten dogiyai menuju perubahan.
Sejalan dengan pendapat Montesquie (Hendry J.S:1950) yang mengatakan bahwa kecenderungan orang yang diberi kekuasaan adalah menyelewengkan kekuasaan yang didapatnya,serta menjalankannya sesuai kemauan sendiri. Para bakal Caleg setelah terpilih adalah orang yang dipercayai oleh masyarakat kabupaten dogiyai dan bukan omong kosong semata, tetapi penuh dengan harapan – harapan besar dari masyarakat kabupaten dogiyai yang menaruh harapan penting kepada bakal caleg yang mereka akan pilih.
Dipahami bersama bahwa para politisi yang menjadi bakal Caleg ini jika “berkategori busuk” (kinerja buruk, tidak pandai) sangat sulit dibuktikan secara yuridis. Bau busuk dari politisi yang tidak bisa pegang janji – janji tetapi hanya dapat dicium, dan tidak dapat diraba apalagi dilihat. Bukankah bau tidak bewarna? Tetapi bisa sama-sama kita rasakan!
Kita yakin bahwa politisi busuk sekarang ini masih ada tetapi mereka lebih pandai membungkam, penuh kepura-puraan. Mereka tampak santun terlihat dari istilah gambar postersenyum. Apalagi dirangkai dengan kata-kata manis di bawah foto, yang kosong makna (tidak operasional apa dan mengapa kata – kata manis itu dikatakan; maksud dan tujuan yang bagaimana yang diperjuangkan?). Akibatnya, sulit bagi masyarakat untuk mengidentifikasi bakal Caleg tersebut apakah memenuhi kompetensi yang sesuai atau tidak.
Boleh saja masyarakat kabupaten dogiyai terkecoh seperti istilah “membeli kucing dalam karung”. Meskipun kucing dan karungnya terlihat jelas lewat pancangan - pancangan poster atau instrument sosialisasi sejenisnya. Karenanya masyarakat kabupaten dogiyai perlu mencermati dengan seksama “track record” atau rekam jejak masing-masing bakal Caleg tersebut, agar tidak menyesal untuk 5 tahun mendatang. Sangat besar harapan dalam Pemilihan pemimpin nomor satu untuk masyarakat kabupaten dogiyai agar seluruh lapisan masyarakat kabupaten dogiyai mengambil peran serta dalam upaya memilih bakal Caleg berkualitas dan memenuhi harapan kita bersama.
Penulis Adalah Mahasiswa yang sedang menyelesaikan Tugas Akhir pada salah satu perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta
- MASYAKAT KABUPATEN DOGIYAI MEWASPADAHI POLITISI BUSUK PADA PILKADA
Sebuah:usulan untuk kabupaten pemekaran baruOleh: Moses Bidabi TebaiPenyakit HIV / AIDS adalah salah satu penyakit yang sangat berbahaya dan sampai saat ini belum ada obat yang ditemukan. Penyakit yang berbahaya dan mematikan manusia ini menular melalui hubungan seks bebas dengan ODHA, penyakit yang berbahaya ini berkembang dengan pesat di seluruh Tanah Papua, hingga saat ini dari tahun ke tahun terus meningkat dengan tajam.
Melalui Program Kemitraan Australia-Indonesia (Australia Indonesia Partnership) yang dilaksanakan di Jayapura –Papua pada tanggal 13 Juli 2010, Jumlah kasus terbanyak di temukan (tercacat) pada usia 15-49 pada tahun 2010 ini ditemukan sebanyak 2251 kasus yang merupakan usia kerja (produktif) usia ini merupakan dalam keadaan ancaman di tanah Papua.kalau kita melibat dan bandingkan dengan total manusia yang ada di Papua berarti diperkirakan hampir semua manusia Papua akan musnah pada tahun 2011.
Dalam program kemitraan Australia-Indonesia yang diikuti dengan kampanye itu, tidak terlepas dari strategi komunikasi untuk penanggulangan HIV-AIDS, yakni kampanye multimedia yang melibatkan berbagai saluran komunikasi dan berbagai bentuk media serta menggunakan beberapa pendekatan yang saling bersinergis, yaitu komunikasi untuk perubahan perilaku, advokasi, dan penggerakan masyarakat. Kampanye ini,Dengan tema, "Kitorang pengaruh, mari bertanggungjawab untuk HIV.Yang maknanya, HIV-AIDS adalah masalah tanggungjawab semua orang yang ada di Papua dalam hal ini berperan aktif, bertindak, dan mengambil tanggungjawab dalam penanggulangan HIV-AIDS” di Papua.
Melakukan program dari Pemerintah Provinsi terasa tidak cukup, mengapa demikian? Pengidap HIV tidak akan menurun jika hanya program seperti ini, tanpa pemerintah mengatasi atau membuka tempat kerja bagi Wanita Pekerja Seks Komersial di setiap kabupaten dan kota. yang ada di Papua terutama kepada beberapa kabupaten pemekaran baru.
Pihak pemerintah melalui instansi terkait sejak dini harus melakukan sesuatu yang berguna bagi rakyat Papua untuk menyelamatkan nyawa Orang Papua Yang mana mulai punah dari berbagai penyakit yang datang dari orang luar papua atau Orang Indonesia untuk merampas dan menindas bahkan membunuh dengan sengaja secara Halus selain cara ini banyak cara atau strategi yang di pasang oleh Indonesia. Jadi, jika papua mau supaya nama Papua tidak hilang dan Ras Negroid tetap ada harus ada team riset atau kebijakan dari pemerintah terkait.
Perlu juga diketahui bahwa menularnya penyakit yang mematikan ini bukan saja melalui hubungan badan, jaum suntik dan lain-lain, namun melalui daging impor dari luar, seperti ayam dan babi kulkas yang dijual oleh pedagang pendatang. Hal ini diketahui di ibukota kabupaten Paniai [Enarotali] saat seorang pedagang menyuntikkan darah orang pengidap HIV ke dalam dua jenis barang dagangan yang telah disebutkan diatas. Kejadian ini membuat panik bagi masyarakat Paniai bahkan Papua umumnya. Ini salah satu jalan yang selama ini dilakukan oleh orang pendatang untuk menghabisi orang Papua dari bumi Papua. Walau demikian Tuhan tahu akan perbuatan manusia karena segala bersumber dari Tuhan sendiri.
HIV/AIDS menular melalui banyak cara yang dilakukan pendatang untuk menguasai tanah Papua, Pemerintah Propinsi dan kabupaten bertindak memfasilitasi/mengirim baik berupa tenaga medis, obat-obatan,alat-alat medis terkait kasus di Paniai,supaya dengan bantuan para medis,obat-obatan,alat-alat medis itu masyarakat bisa datang tes HIV/AIDS dirumah sakit setempat dengan VCT ,untuk VCT sendiri merupakan suatu cara untuk mengetahui keadaan seseorang terinveksi HIV/AIDS atau tidak. Namun, yang menjadi hal utama ketika ikut VCT adalah kesadaran seseorang untuk tes/ memeriksakan diri atau bersedia untuk diketahui statusnya sebelum konseling dengan seorang dokter atau tenaga medis . Saat konseling terjadi komunikasi dua arah antara Orang/pasien yang datang memeriksa dan Dokter /Tenaga medis lain yang bisa menolong mereka dalam pengobatan, sehingga Pasien supaya mendapatkan banyak hal terutama mengenai seluk-beluk penyebaran HIV/AIDS serta meningkatkan pemahaman pasien menyangkut tanda-tanda teridentifikasi HIV/AIDS.
Kalau bisa Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten buktikan tugas dan tanggungjawab anda kepada masyarakat di seluruh papua, sebab papua sekarang sedang dalam keadaan kebakaran HIV/AIDS itu! , sesuai dengan Thema yang di gelar pada waktu Kampanye HIV AIDS dipapua yang berthemakan "Kitorang pengaruh, mari bertanggungjawab untuk HIV.Yang maknanya, HIV-AIDS adalah masalah tanggungjawab semua orang yang ada di Papua dalam hal ini berperan aktif,
Pemerintah berusaha mengurangi barang-barang impor seperti ayam potong dan babi yang mana menjadi penyebab utama menularnya penyakit mematikan itu.
Semoga............
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY).
- DI PAPUA: JANGAN BIARKAN HIV / AIDS TERUS MENINGKAT
Oleh: Benediktus Gooubo Goo“Suara yang dimiliki oleh setiap orang adalah nafas seseorang, Nafas itu hembusan dari ALLAH sendiri,hembusan itulah yang menjadi suara, maka suara manusia adalah Suara Tuhan”.PengantarPenulis bukan seorang politikus tetapi penulis seorang mahasiswa calon Guru yang tidak suka masalah Politik baik dalam masalah Partai, masalah Pemilihan Legislatif dan Esekutif serta menjadi pengekor bagi kandidat tertentu; namun, penulis adalah Aktivis Pro Demokrasi yang selalu berburu Keadilan, Kebenaran dan kejujuran di Tanah Papua.
Penulis tergerak hati untuk menulis masalah suara rakyat ini merupakan bentuk kegelisaan dan kekecewaan yang terus bertumbuh dibenak penulis dimana penulis melihat realita kehidupan ditanah Papua pada umumnya dan pada khususnya di Kabupaten Dogiyai dibelakangan ini banyak elite elit politik baik itu seorang kandidat Gubernur, Wlikota, Bupati, calon dewan, orang Partai, Pendukung Kandidat dan elite elit politik lain yang terus memaksakan masyarakat Papua untuk mendukung kandidat tertentu.
Bentuk pemaksaan suara rakyat oleh elite politik dimana penuliis sendiri rasakan, dengar dan baca; bentuk pemaksaan suara rakyat ini terlihat melalui kata kata yang dilontarkan oleh elit politik, tulisan atau artikel keberpihakan seseorang atau kelompok yang dimuat dalam surat kabar local, website, Facebook , blog, via SMS, dll. Bentuk pemaksaan suara rakyat seperti ini telah melanggar nilai nilai demokrasi dan etika berpolitik sehat sehingga melalui tulisan kecil ini penulis mencoba memberikan pemahaman kepada elit politik dan masyarakat tentang suara Rakyat dalam hal hak untuk memilih seseorang figur sesuai dengan suara hati masing masing.
Suara Rakyat
Di Kabupaten Dogiyai, belakangan ini isu Politik sedang memanas dikalangan elit politik. Isu politik yang semakin meningkat dan memanas di Dogiyai membuat arah dan pandangan pikir masyarakat dan mahasiswa pun mengarah kepada Dunia politik sehingga seolah olah tak ada masalah dibidang bidang lain.
Realitras yang sedang terjadi di kabupaten Dogiyai dalam persaingan politik tidak sehat yang mana masing masing orang melakukan Analitical Class secara Personal maupun kelompok artinya sedang melakukan analisa kelas yang dapat penulis diklarifikasikan dalam beberapa kelompok seperti Anak Muda, Orang Tua yang Asli Dogiyai, Orang Tua yang bukan Asli Dogiyai dan fanatic Agama. Berikut ini akan diuraikan sesuaikan analytical class berdasarkan fakta fakkta yang sedang terjadi di Dogiyai yaitu:
1. Kandidat Orang Tua Asli Dogiyai
Dalam Pemilukada nanti ada beberapa orang tua asli Dogiyai akan bertarung gigi dalam pesta Demokrasi yang akan berlansung bulan april 2011 nanti. Kandidat Orang tua asli Dogiyai yang tidak sempat sebut nama dalam tulisan ini, telah melakukan upaya upaya yang sudah dan sedang dilakukan oleh kandidat maupun pendukungnya (Tim sukses) demi meloloskan kepentingan pribadi dalam pesta demokrasi tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan oleh kandidat dan pendukungnya yaitu mereka menihir dan mengatur kata kata untuk menyakinkan masyarakat. Kata katanya seperti Kandidat bukan Orang Asli Dogiyai jangan kasih suara, anak mudah belum tahu apa apa tentang birokrasi pemerintahan, anak mudah harus sekolah dulu, dll.
1. Kandidat Orang Tua Bukan Asli Dogiyai
Dalam Pemiluikada Dogiyai demi mencari popularitas nama seseorang tidak hanya masyarakat asli Dogiyai yang mencalonkan diri menjadi calon bupati tetapi terlihat orang dari luar daerah Dogiyai berramai ramai maju dan mencalonkan diri sebagai calon bupati Dogiyai. Kandidat yang datang dari luar daerah Dogiyai dengan kekuatan modal dana yang menghamburkan uang kepada masyarakat sambil membujuk kepada masyarakat Dogiyai dengan kata kata seperti: orang yang punya modal uang akan membangun suatu daerah dan menjamin masyarakat, anak mudah masih belum umur mereka harus kuliah dulu, isu politik tidak memandang tapal batas suatu daerah, dll.
1. Kandidat Anak Muda Asli Dogiyai
Persaingan dalam Pemilukada Dogiyai tidak hanya antara orang tua dengan orang tua tetapi Pemuda juga sudah bangkit dan memberanikkan diri dalam pertarungan gigi dalam pesta demokrasi Dogiyai yang mampu akan bersaing dengan orang tua yang punya modal. Pemuda sudah bangkit dan memberikan diri untuk maju dalam calon bupati Dogiyai dengan berbagi alasan, alasan yang mereka angkat seperti orang tua sudah tidak mampu memberdayakan masyarakat asli, koruptor, tidak pernah mengangkat pegawai bagi anak anak Dogiyai Asli, dll.
1. Kandidat Fanatik Agama
Ada juga beberapa kandidat yang maju sebagai calon Bupati dengan memperalat gereja sebagai sebuah jembatan yang menghantarkan mereka kedalam Pemilukada dogiyai. Kata kata yang mereka keluarkan dalam gereja maupun diluar gereja seperti kita akan buka Gereja Kingmi banyak atau Katolik banyak, kita akan buka sekolah YPPGI banyak atau YPPK banyak, dll.
Keempat analytical class diatas ini, melukiskan bahwa mereka mengangkat ego pribadi masing masing dan kelemahan kelemahan seseorang untuk saling menjatuhkan wibawa antara satu sama lain demi meloloskan kepentingan pribadi. Mereka saling mengangkat kelemahan antara satu sama lain dengan tujuan menarik suara rakyat secara paksa kepada pihak tertentu.
Analisa penulis untuk kandidat berdasarkan kelemahan yang mereka saling mengangkat ini akan berpengaruh kepada tiga bidang yaitu sosial, budaya dan religi. Sosial, karena mereka saling mmengangkat kelemahan antara kandidat sendiri maka masyarakat akan mengucilkan, mennyinkirkan, menyendirikan seorang kandidat itu sendiri. Budaya, jika kelemahan dari kandidat itu masyarakat sudah tahu maka masyarakat akan prinsip pada filosofi masyarakat Mee yaitu Kepercayaan hanya sekali datang jadi selanjutnya kepercayaan masyarakat terhadap kandidat akan tidak ada. Religi, sekalipun kandidat merasa kecewa, malu, stress ketika orang lain menceritakan kelemahannya tetapi pandangan religi itu baik dan seharusnya kandidat harus senang hati karena orang lain cerita kelemahan maka orang lain cerita Dosa kandidat sehingga Dosa dihapus.
Kendati, berdasarkan kelemahan kelemahan yang saling mengangkat antara kandidat maupun pendukungnya mulai memaksakan suara Tuhan yang ada dibenak pribadi manusia.
Namun demikian, suara rakyat bukan suara yang diciptakan oleh manusia yang saling meminjamkan antara satu sama lain melainkan suara rakyat atau manusia ini Nafas dari Tuhan Allah sendiri yang menitipkankan kepada manusia. Oleh karena itu, jangan sekelompok orang memaksakan masyarakat untuk memberikan suara secara paksa kepada orang tertentu tetapi bebaskanlah rakyat untuk memilih kandidat sesuai dengan Hati Nurani rakyat, biarkan masyarakat berikan suara yang murni tanpa ada paksaan karena masyarakat sendiri punya DIMI untuk menilai setiap kandidat sesuai pengalaman hidupnya. Dan juga melalui tulisan ini dihimbau kepada seluruh masyarakat dan mahasiswa Dogiyai mari kita memposisikan diri kita pada posisi netral, adil, jujur dan benar sehingga kita tidak terpancing dengan gula gula politik atau bahasa bahasa manis yang dikeluarkan oleh elit politik Dogiyai agar kita dapat memberikan suara kita sesuai dengan hati nurani kita, suara suci, murnii tanpa ada paksaan kkepada orang yang kita percaya.
Jayapura, 03 Januari 2011
Penulis adalah Mahasiswa Universitas Cendrawasih, Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan. Di Jayapura.
- ELIT POLITIK MENODAI SUARA HATI RAKYAT DOGIYAI DALAM POLITIK